Menu

Mode Gelap
 

News · 27 Agu 2020 06:09 WITA ·

Gotong Royong Membangun Kembali Hutan & Gunung (Jangan biarkan “Bage” Dikira Manis”


 Gotong Royong Membangun Kembali Hutan & Gunung (Jangan biarkan “Bage” Dikira Manis” Perbesar

ERANTB.COM–Sumbawa Negeri 2 Matahari, itulah seloroh yang beberapa kali dilontarkan oleh beberapa sahabat ketika berkunjung ke Sumbawa. Bahkan di suatu waktu, saat rombongan teman-teman dari Lombok berkunjung ke Sumbawa, mereka memilih membawa bantal dan karpet untuk tidur di teras, mereka berkeluh, tak tahan dengan panasnya.

Saat ini adalah puncak dari musim kemarau, biasanya kita akan merasakan panas seperti saat ini hingga bulan Desember. Suhu yang begitu menyengat, juga membuat kita terkadang tidak ingin beraktifitas diluar rumah dalam waktu yang lama”.

Suhu semakin panas ini, juga berakibat pada berkurangnya ketersediaan air baik untuk konsumsi maupun untuk keperluan usaha pertanian, peternakan dan perikanan. Disamping itu, membuat tanah menjadi gersang dan gunung-gunung mudah terbakar.

Program jagung yang semula berhasil di kabupaten Dompu, kemudian diikuti oleh Masyarakat Sumbawa Bagian Timur, lalu menjalar ke semua kecamatan dan desa di Kabupaten sumbawa, yang kemudian diamini oleh Pemerintah Daerah sebagai keberhasilan. Karena terjadi lonjakan hasil jagung yang cukup drastis dan mengundang investor untuk membangun pabrik-pabrik hampir di semua kecamatan.

Tentu keberhasilan ini, perlu kita dukung meski di petani sendiri tetap seperti biasanya, hanya menjadi buruh di usahanya sendiri. Oleh karena, harga tak pernah bisa mereka kendalikan, ditambah biaya produksi yang sulit untuk ditekan.

Namun penulis ingin memfokuskan tentang kondisi hutan dan gunung kita. Pembangunan dan pembukaan lahan pertanian yang tidak terkendali, bukan hanya akan merugikan kita sendiri. Tapi juga akan kita wariskan untuk anak cucu kita. Hutan sebagai bank air bagi urat nadi kehidupan adalah tanggungjawab semua komponen masyarakat. Pemerintah mesti menjadi pemimpin orkestrasi penyelamatan hutan dan gunung, sebagai yang memiliki dan mengendalikan sumber daya masyarakat, baik dilihat dari kemampuan modal maupun sumber daya manusia dan komando kekuasaan.

Maka kondisi hutan dan gunung kita mesti menjadi mega proyek gotong royong, untuk menyelamatkan kelansungan sumber usaha dan kehidupan masyarakat yakni pertanian, perikanan, peternakan dan bahkan air bersih untuk rumah tangga dan dunia usaha.

Dinas Pendidikan Kabupaten dan Provinsi menjadikan Tanggung jawab Hutan, Gunung dan Taman ini, sebagai pelajaran wajib. Misalnya, menjadi pelajaran Muatan Lokal terlebih seperti saat pandemi ini membuat siswa memiliki waktu yang banyak. Siswa dituntut untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang fungsi hutan dan tumbuh-tunbahan untuk kehidupan disamping itu mereka juga melakukan praktek lapangan, mulai dari memilih benih yang bagus, pembibitan, penanaman dan perawatan. Selanjutnya sekolah-sekolah memiliki hutan/taman/gunung binaan yang akan dirawat hingga sukses. Maka kedepan kita tidak akan ragu untuk menyerahkan estafet kepemimpinan bagi kehidupan masa depan oleh karena mereka telah memiliki karakter cinta dan menumbuhkan lingkungan.

Komunitas RT, RW dan Pemdes membangun Pemukiman hijau, dimana satu rumah satu pohon, sehingga di gang-gang dan jalan tertata tanaman-tanaman yang akan memberikan kesejukan bagi yang tinggal dan datang.

Perencana-perencana proyek, Birokrasi, Kontraktor, dan pengusaha membangun infrastruktur yang care dengan lingkungan, dimana jalan-jalan ditumbuhi tanaman-tanaman yang indah dan tertata rapi. Perusahaan-perusahaan dengan dana CSRnya, mendukung aktivis dan LSM lingkungan untuk melestarikan lingkungan.


Para peternak juga difasilitasi selama 3 tahun, agar mereka tidak melepas hewan ternaknya, sehingga tanaman yang ditanam oleh siswa anak mereka dan masyarakat, tidak habis dimakan sebelum sempat tumbuh besar.
Begitu juga pemerintah, khususnya dinas kehutanan mulai tegas terhadap ijin penebangan dan penebang. Cara-cara prefentif dengan tokoh-tokoh masyarakat, agama dan pemerintahan di level desa RT RW mesti di kedepankan.

Kita membayangkan, dengan proyek gotong royong dalam membangun kembali gunung dan hutan kita, air bukan hanya untuk minum namun untuk berbagai usaha tersedia dengan melimpah. Maka rasa asamnya “Bage” bisa kita bagi rasanya kepada anak cucu kita.
Jangan sampai asamnya “Bage”, kelak menjadi cerita dan anak-anak kita berkesimpulan Pohon Asam Rasanya Manis”.

Penulis : Iksan Imanuddin

Editor : Gazwan

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pj Gubernur Miq Gita Buka Rakor Akhir Tahun GTRA, Inilah Pesannya!

1 Desember 2023 - 05:46 WITA

Open Donasi Palestina Diperpanjang Hingga 17 Desember 2023, NTB Bersholawat

30 November 2023 - 05:35 WITA

Konflik Kawasan Ale Belum Selesai, Warga Gapit Segel Kantor Desa

28 November 2023 - 08:23 WITA

DPW MIO NTB Gelar Rakerda Ke-II, Inilah Pesan Ketua dan Hasil Rakerwil

26 November 2023 - 05:33 WITA

DPW MIO NTB Gelar Ngos-ngosan, Memperkuat Kolaborasi dan Cerdas Menyambut Pemilu 2024

25 November 2023 - 13:34 WITA

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi Resmi Melantik Bupati Perempuan Pertama Lombok Barat Hj. Sumiatun

13 November 2023 - 12:04 WITA

Trending di News