ERANTB.COM– Wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah Saw. adalah perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Swt. sangat menekankan kepada hamba-Nya untuk belajar atau menuntut ilmu, karena belajar selalu identik dengan kegiatan membaca. Selain itu, membaca merupakan salah satu cara terbaik dan utama untuk belajar, selain mendengarkan dari para guru.
Bahakan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa, menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban sebagai seorang muslim. Hal ini tidak lain karena keutamaan ilmu itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al Mujadalah ayat 11,
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Demikianlah salah satu keutamaan dari orang yang memiliki ilmu pengetahuan, yaitu Allah Swt. akan mengangkat derajat mereka. Dan Allah Swt. menyatakan akan mengangkat derajat mereka beberapa derajat.
Bahkan Allah Swt. menyebutkan bahwa di antara hamba-Nya yang paling besar rasa takutnya kepada Allah Swt. adalah para ulama’ sebagaimana Firman-Nya,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Surat Fathir: 28)
Tidak sampai di sana, dalam hadits yang disebutkan dalam kitab Riyadhus Saalihin dan diriwayatkan oleh sahabat mulia Abu Darda’ R.A. disebutkan begitu banyak keutamaan orang yang terus memperkaya pengetahuan atau ilmunya.
وَعَنْ أَبي الدَّرْداءِ قَال: سمِعْتُ رَسُول اللَّهِ ﷺ، يقولُ: منْ سَلَكَ طَريقًا يَبْتَغِي فِيهِ علْمًا سهَّل اللَّه لَه طَريقًا إِلَى الجنةِ، وَإنَّ الملائِكَةَ لَتَضَعُ أجْنِحَتَهَا لِطالب الْعِلْمِ رِضًا بِما يَصْنَعُ، وَإنَّ الْعالِم لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ منْ في السَّمَواتِ ومنْ فِي الأرْضِ حتَّى الحِيتانُ في الماءِ، وفَضْلُ الْعَالِم عَلَى الْعابِدِ كَفَضْلِ الْقَمر عَلى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، وإنَّ الْعُلَماءَ وَرَثَةُ الأنْبِياءِ وإنَّ الأنْبِياءَ لَمْ يُورِّثُوا دِينَارًا وَلا دِرْهَمًا وإنَّما ورَّثُوا الْعِلْمَ، فَمنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحظٍّ وَافِرٍ. رواهُ أَبُو داود والترمذيُّ.
Dari Abu Ad-Darda’ R.A. berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt. akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para Malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang diperbuatnya. Dan bahwasanya penghuni langit dan bumi serta ikan yang ada di lautan itu senantiasa memintakan ampun kepada orang yang ‘alim (berilmu). Keutamaan orang ‘alim (berilmu) terhadap orang ‘abid (ahli ibadah) bagaikan keutamaan bulan purnama terhadap bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Dan bahwasanya para nabi tidak akan mewariskan dinar dan dirham (kekayaan duniawi) tetapi para nabi mewariskan ilmu pengetahuan, maka barang siapa yang mununtut ilmu darinya, maka dia telah mengambil bagian yang sempurna. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
MasyaAllah begitu besar keutamaan orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang terus menambah pengetahuannya. Mulai dari dimudahkan untuk memasuki tempat yang selalu diinginkan setiap orang, yaitu surga. Orang yang menuntut ilmu juga akan dinaungi sayap malaikat, didoakan oleh semua makhluk Allah Swt., baik yang ada di langit, di darat, bahkan oleh semua ikan di lautan, orang yang ahli ilmu lebih utama daripada seorang ahli ibadah. kemudian menjadi pewaris para nabi. Dan semua itu tidak akan bisa kita jabarkan satu persatu dalam satu tulisan ini.
Namun demikian kita akan coba kaji salah satunya. Dan salah satu keutamaan bagi orang yang ‘alim (berilmu) berdasarkan hadits tersebut adalah: Bahwa semua penghuni langit, bumi, serta ikan di lautan akan memintakannya ampun kepada Allah Swt.
MasyaAllah bisa kita bayangkan berapa juta, milyar, bahkan triliun makhluk Allah Swt. yang memintakan ampun bagi orang-orang yang berilmu tersebut. Sebagai gambaran kecil berapa banyak makhluk Allah Swt. yang memintakan orang berilmu itu ampunan adalah dengan mengetahui berapa jumlah ikan di lautan. Namun demikian jumlah ikan di lautan sangat amatlah banyak. Setiap hari ikan-ikan di lautan ditangkap oleh para nelayan. Namun tidak kunjung habis.
Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia, di Indonesia saja terdapat sedikitnya 4.720 spesies. Dan itu hanya di Indonesia bukan dunia dan itu baru spesiesnya bukan jumlah seluruh ikan di lautan. Dan dilansir dari National Geographic bahwasanya ada beberapa ikan yang dalam satu kali berkembang biak, ikan tersebut memproduksi jutaan telur. Dan salah satu ikan yang paling produktif adalah ikan Mola (Mola-mola), ikan Mola-mola dalam sekali reproduksinya bisa mengeluarkan/ memproduksi telur sejumlah 300.000.000 (Tiga Ratus juta telur). Dan ini dalam satu waktu/ satu kali reproduksi.
Subhanallah bisakah anda bayangkan berapa jumlah makhluk Allah Swt. yang akan memintakan ampun bagi orang-orang yang berilmu (‘alim) tersebut. Jika satu ekor ikan saja bisa menghasilkan telur sebanyak 300 juta telur. Kemudian jumlah mereka tidak terdata. Spesies mereka di satu negara ribuan. Dan itu hanya makhluk Allah Swt. yang berupa ikan. Belum lagi makhluk Allah Swt. yang ada di darat, belum lagi makhluk Allah Swt. yang ada di langit. Maka dalam sehari sudah berapa TRILIUN ISTIGFAR yang didapatkan oleh orang-orang yang berilmu (‘aalim). Tidakkah kita berhajat menjadi salah satu orang yang memeroleh kemuliaan tersebut.
Akhirnya semoga Allah Swt. memberikan kepada kita ilmu yang banyak dan bermanfaat. Khususnya ilmu agama (Islam). Amin
اللهم اِنِّىْ اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً وَرِزْقًا وَاسِعًا وَاِلَى الْخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ بَعِّدْنَا
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, amal perbuatan yang diterima, rizqi yang lapang, dan dekatkanlah aku ke perilaku yang baik serta jauhkanlah aku dari perbuatan yang jelek.”
Penulis : SIBAWAE (Abu Hauro’)
Editor : Gazwan