Oleh : Sibawae (Abu Hauro’)
ERANTB.COM– Ilmu adalah sumber dari semua kemuliaan, baik kemuliaan di dunia maupun di akhirat kelak. Ilmu juga akan membuat orang-orang yang memilikinya menjadi mulia, baik ilmu itu dimiliki oleh manusia atau bahkan dimiliki oleh binatang sekalipun. Ilmu akan tetap mulia begitu pun yang memilikinya.
Tidakkah kita memerhatikan firman Allah dalam surat al Maidah ayat 4,
يَسْـَٔلُونَكَ مَاذَآ أُحِلَّ لَهُمْ ۖ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ ٱلطَّيِّبَٰتُ ۙ وَمَا عَلَّمْتُم مِّنَ ٱلْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ ٱللَّهُ ۖ فَكُلُوا۟ مِمَّآ أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَٱذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهِ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
“Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya.”
Imam Ibnu Qayyim menjelaskan ayat ini dengan hikmah yang luar biasa. Yaitu Allah Swt. menjadikan hewan buruan yang ditangkap dengan bantuan anjing yang TIDAK terlatih sebagai jenis bangkai yang haram dimakan. Namun, Allah Swt. menghalalkan hewan buruan yang ditangkap dengan bantuan anjing terlatih. Hal ini juga menunjukkan kemuliaan ilmu, sebab hanya yang ditangkap oleh anjing yang terlatih yang halal dimakan. Dan sebaliknya anjing yang tidak terlatih hasil buruannya haram dimakan.
Seandainya bukan karena keistimewaan dan kemuliaan ilmu, pasti hewan yang terlatih sama hukumnya dengan anjing yang tidak terlatih.
Kemuliaan dari ilmu dan orang-orang yang memilikinya juga tergambar dalam kisah Thalut yang diabadikan dalam al Quran, surat al Baqarah ayat 247,
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?” Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
Lihatlah bagaimana Allah Swt. menunjukkan kepada kaumnya Thalut dan juga kepada kita semua. Bagaimana peran ilmu dalam kepemimpinan. Allah Swt. memilihkan mereka pemimpin bukan berdasarkan kekayaan dan harta mereka tapi berdasarkan ilmu mereka. Jelaslah keutamaan ilmu dan orang-orang yang memilikinya dalam kisah di atas.
Kisah tentang nabi Yusuf juga telah mengajarkan kepada kita bagaimana keutamaan ilmu dan orang-orang yang memilikinya. Yaitu ketika Allah Swt. ingin menampakkan keutamaan dan kemuliaan nabi Yusuf kepada orang-orang yang hidup pada masanya. Maka Allah Swt. mengajarkan kepadanya ilmu takwil mimpi. Sehingga tatkala Raja Mesir bermimpi dan para ahli tabir mimpi tidak mampu menakwilkannya, maka Allah menampakkan keutamaan nabi Yusuf dengan ilmunya tersebut. Setelah mengetahui hal tersebut, sang raja pun percaya kepada nabi Yusuf dan menjadikannya sebagai bendahara negara. Padahal, sebelumnya sang raja telah memenjarakannya disebabkan karena ketampanan wajah dan keindahan perawakan tubuhnya. Namun, tatkala sang raja mengetahui ilmu dan pengetahuannya, maka dia membebaskannya dan memberikan jabatan yang tinggi kepadanya.
Hal ini menunjukkan bahwa ilmu lebih memesona dan lebih mulia dari pada bentuk tubuh, meskipun itu bentuk tubuh yang paling indah sekalipun (seperti keindahan dan ketampanan nabi Yusuf). Dan ini merupakan bukti keutamaan dari ilmu. (Ibnu Qayyim, Kunci Kebahagiaan)
Itulah sederet dari bukti kemuliaan ilmu dan orang-orang yang memilikinya yang telah dibuktikan oleh sejarah dan syariat ini. Semoga Allah Swt. mengaruniakan kepada kita ilmu yang bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamin