Menu

Mode Gelap
 

Ekonomi · 13 Feb 2020 04:00 WITA ·

Johan: Pemerintah Mesti Waspada Gagal Import Bawang Putih dari China, Pemenuhan Produksi Dalam Negeri Perlu Jadi Prioritas


 Johan: Pemerintah Mesti Waspada Gagal Import Bawang Putih dari China, Pemenuhan Produksi Dalam Negeri Perlu Jadi Prioritas Perbesar

ERANTB.COM – Jakarta – Menanggapi penghentian sementara penerbangan dan Import berbagai komoditas dari China yang disebabkan merebaknya Virus Corona yang kini telah menyebabkan 1.310 orang meninggal dunia dan 48.206 jiwa yang terinfeksi. Anggota DPR RI komisi IV, H. Johan Rosihan mengatakan Indonesia Jangan Terlalu Tergantung Pada satu Negara ketika hendak bekerjasama pada satu produk komoditas pangan strategis. Dengan merebaknya virus Corona, pemerintah mesti mewaspadai kebijakan impor bawang putih dari China, sebab berdasarkan data Rekapitulasi RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) tahun 2020 terlihat ada 10 importir pemegang RIPH untuk komoditi bawang putih impornya berasal dari China. Adapun volume pengajuan importir bawang putih dari China sebanyak 102.149 ton untuk Tahun 2020 ini.

“Segala kemungkinan bisa terjadi dengan merebaknya Virus Corona ini termasuk terjadi kelangkaan bawang putih yang saat ini hampir 97 persen kebutuhan nasional dipasok melalui impor. Pertanyaannya adalah apakah pemerintah sudah mengantisipasi kelangkaan bawang putih jika terjadi gagal impor dari China??”, tanya Johan kepada Pemerintah.

Legislator PKS ini menerangkan bahwa saat ini harga bawang putih terus meroket, bahkan tembus harga Rp 70.000 per kg di DKI Jakarta dan disinyalir kartel bawang putih akan bermain lagi demi keuntungan sesaat.

Saat ini, Lanjut Johan, kebutuhan bawang putih di Seluruh Indonesia sudah mencapai 47.758 ton per bulan. Berdasarkan data Kementan yang ia terima, stok bawang putih kita sekarang hanya tinggal 42.813 ton. Dengan kondisi ini, pemerintah harus cepat tanggap dalam mengantisipasi kelangkaan stok bawang putih jika terjadi gagal impor dari China, serta pemerintah juga mesti punya strategi untuk menstabilkan lonjakan harga bawang putih yang terus meroket.

“Kelangkaan bawang putih ini akan menjadi salah satu penyebab inflasi. Apalagi sebentar lagi akan masuk moment Bulan Puasa dan Menjelang Lebaran dimana stok bawang putih yang ada sekarang diperkirakan hanya bisa bertahan sampai Bulan Maret 2020”, Tukas politisi PKS ini.

Politisi asal Sumbawa ini menjelaskan bahwa saat ini produksi bawang putih dalam negeri sekitar 85.000 ton per tahun dan pengembangan produk bawang putih kita masih sangat terbatas. Hal ini menjadi sebab ketergantungan kita dengan impor dari China dalam rangka memenuhi kebutuhan bawang putih domestik. Menurut data BPS, sepanjang tahun 2019 lalu saja, kita mengimpor bawang putih sebanyak 582.994 ton dengan 99,6 persen berasal dari China. Semoga dengan adanya kasus ini (penyebaran virus Corona) bisa menjadi penggerak pemerintah agar lebih serius meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri dan tidak sepenuhnya tergantung dengan impor.

“Meski saat ini komoditas berbasis tanaman tidak dikategorikan sebagai media pembawa virus Corona, namun pemerintah harus tetap waspada terhadap pasokan dari China termasuk impor bawang putih ini”, Pungkas Johan Rosihan.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemprov NTB Kembali Cetak Sejarah Melalui Sinergi Pemerintah, Pemuda, dan Industri Kreatif

9 Desember 2024 - 07:07 WITA

Pemprov NTB Gelar Gerakan Pangan Murah, Jaga Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan

7 November 2024 - 12:43 WITA

217 Ton Tuna dan Lobster Beku Asal NTB di Ekspor ke Amerika Serikat dan Taiwan

30 Oktober 2024 - 13:21 WITA

Gelar Rakerda tahun 2023, Dekopinda Sumbawa Mengajak Gerakan Koperasi dan Stakeholder Perkuat Sinergitas untuk Penguatan Ekonomi Lokal

22 Desember 2023 - 05:35 WITA

Kerjasama Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Penguatan Ekonomi Syariah, Fakultas Teknik Unsa dan Koperasi Syariah BMT Insan Samawa tanda tangan MoU

28 November 2023 - 17:03 WITA

Safari dan Bazar Ramadhan di Kota Mataram, Ini Pesan Penting Gubernur NTB

15 April 2023 - 13:53 WITA

Trending di Ekonomi