ERANTB.COM– Menanggapi isue tudingan terhadap Prof. Din Syamsudin yang di cap radikal oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), Ketua Umum IMM Cabang Kota Mataram kecam perilaku tidak terpuji demikian Jum’at (2/2021)
Menurutnya, Prof. Din Syamsudin adalah tokoh moderasi Islam yang melintasi jaman, beliau tidak hanya milik Indonesia yang paling aktif dan responsif mengkampanyekan Perdamaian Dunia, tetapi kiprahnya telah banyak menanggalkan jejak keteladanan di mata dunia.
Din Syamsudin yang dikenal pernah memimpin Persyarikatan Muhammadiyah selama 10 Tahun ini 2005-2015, tiba-tiba dilaporkan oleh Gerakan Anti Radikalisme (GAR) Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Laporan tersebut bermotif pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Din Syamsudin karena diangap radikal.
Kecaman dan dukungan dari berbagai pihak untuk Din Syamsudin terus berdatangan, salah satunya ketum IMM Cabang Kota Mataram Adi Ardiansyah mengutuk keras tindakan tendesius tanpa dasar tersebut, ia mengatakan “Kami mengenal sosok Ayahanda Din Syamsudin sebagai tokoh representasi umat muslim Indonesia yang moderat dan pluralis. Banyak prestasi yang beliau tanggalkan dalam jejak kebangsaan dan kenegerawannya untuk diteladani oleh semua elemen civil society,”tegasnya.
Beliau merupakan figur yang masih terjaga dengan fresh critical thingkingnya untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Laporan yang mengatasnamakan GAR-ITB ini tidak hanya melukai perasaan warga Persyarikatan Muhammadiyah diseluruh penjuru Dunia, tapi telah merugikan Intitut Teknologi Bandung secara institusional, sebab ITB adalah salah satu kampus terbaik di Indonesia yang banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat di Bangsa ini.
“Apa yang dilakukan oleh GAR-ITB ini sungguh perbuatan tidak terpuji lagi arogan, menjadi bumerang dan martir bagi nama baik ITB secara institusional, karena tuduhannya yang tidak kredibel dan terkesan politis” tegas Adi.
Sosok Din Syamsudin yang dikenal berasal dari Sumbawa-NTB pengasuh Ponpes Internasional modern Dea Malela merupakan negarawan yang berasal dari Daerah kecil, tapi visi beliau untuk perdamaian umat dunia telah melintasi benua dan katulistiwa keumatan semesta. Kontribusi beliau untuk Negara tidak perlu lagi ditanyakan, saat beliau memimpin Muhammadiyah 10 Tahun telah mencetus Negara Pancasila yang dikenal sebagai Darul Ahdy Waa Syahadah, keputusan tersebut dilahirkan saat sidang Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar.
Jadi, tidak pantas tuduhan radikal dialamatkan kepada ayahanda Prof. Din Syamsudin, karena semua orang tau rekam jejak beliau untuk negara dan bangsa ini. “Saya mengeceman dan mengutuk arogansi laporan tersebut. Jangan main-main, apalagi dengan motif politis untuk menyerang ayahanda kami, jika ini terjadi, maka anda akan melihat lautan massa yang menjadi benteng bagi ayahanda kami. Bagi kami, membela ayahanda Prof. Din Syamsudin sama halnya dengan melawan kebathilan, syahid sekalipun kami rela demi menjaga harga diri kami”. Tegasnya.