Menu

Mode Gelap
 

Desaku · 28 Jul 2023 16:18 WITA ·

Mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 Gelar Sosialisasi Optimalkan Pengelolaan Sampah Organik Sebagai Media Budidaya Maggot


 Mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 Gelar Sosialisasi Optimalkan Pengelolaan Sampah Organik Sebagai Media Budidaya Maggot Perbesar

ERANTB.COM- Lombok Timur – Mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram Gelar sosialisasi Pengelolaan Sampah organik media budidaya maggot , di Desa Danger,Kecamatan Masbagik, Kamis (07/23).

Hingga saat ini, sampah organik masih tidak dapat dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang dihasilkan di desa ini hampir 70% berasal dari sampah organik.

“Untuk saat ini sampah Desa Danger khususnya di Dusun Danger Utara langsung dibuang ke TPA tanpa ada pengelolaan terlebih dahulu. Setiap hari senin dan kamis sampah-sampah tersebut akan diantarkan oleh truk pembuangan sampah” ucap Kaspul Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Danger.

Dari keresahan masyarakat dan permasalahan yg ada, Mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 mencoba untuk melakukan terobosan dan inovasi dengan mengajak masyarakat memanfaatkan sampah organik sebagai media budidaya maggot sebagai upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah.

Melalui kegiatan sosialisasi disampaikan bahwa keuntungan budidaya maggot sangat besar, hal ini dilihat dari manfaat  dalam mengurangi sampah.

Foto Bersama Mahasiswa KKN PMD UNRAM dengan  Narasumber Bapak Supratman dalam Sosialisasi Optimalkan Budidaya Maggot

Sementara Lalu supratman menyampaikan bahwa, satu kilogram maggot bisa menguraikan dua sampai lima kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini bisa membantu pengurangan sampah organik secara signifikan.

Maggot dapat digunakan sebagai pakan ternak karena proteinnya yang sangat tinggi yakni 40% hingga 50%. Cara budidaya Maggot pun tergolong mudah, alat yang dibutuhkan berupa kandang lalat BSF yang terbuat dari kayu atau papan yang bercelah sebagai tempat kawin Maggot, wadah kecil untuk penetasan telur, dan rak untuk tempat pembesaran maggot. Kandang ditutup kawat atau kasa dan diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari.

Selain itu, bukan hanya berguna untuk mengurai sampah organik, maggot juga bernilai ekonomis,” tutur Supratman Pembisnis Manggot.

Harga Maggot basah biasa dijual dengan harga Rp 7.000 – Rp 10.000 per kilogram sehingga dapat menjadi alternatif pakan ternak bagi para peternak unggas di desa, maggot kering juga memiliki nilai jual cukup tinggi dan potensial untuk dipasarkan dengan harga jual berkisar Rp 125.000. Sementara itu sisa-sisa makanan atau yang bisa disebut dengan kasgot dari maggot dapat digunakan sebagai pupuk pengganti NPK bagi para petani. Ujar Suratman Pelaku Usaha Manggot.

Dalam waktu yg sama, Ni Wayan Mulia Cahyani Ketua KKN Desa Danger dalam sambutannya, dalam pemanfaatan sampah organik sebagai media budidaya maggot kami mahasiswa KKN PMD UNRAM 2023 turut melibatkan pemuda dan karang taruna dari proses pembuatan kandang sampai dengan proses pemeliharaan maggot,” ucapnya.

Selain itu, kegiatan sosialisasi ini pun disambut hangat oleh masyarakat dan diharapkan dapat memantik kepekaan masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah dengan maksimal,” Pungkasnya .

“Kegiatan sosialisasi ini, diharapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat yang nantinya dapat diimplementasikan bagi masyarakat, Dengan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot ini kita juga dapat berkontribusi terhadap kelestarian bumi,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 45 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

FMPK Desa Ta’a Gelar Aksi Damai, Tuntut Transparansi Pengelolaan Dana Desa

30 Oktober 2025 - 10:58 WITA

Bupati Bima: Program Selasa Menyapa Hadirkan Pelayanan Publik Langsung ke Desa

20 Agustus 2025 - 08:33 WITA

Air Bersih untuk Dua Dusun Kekeringan di Lombok Barat, Warga : Terima Kasih Ibu Sulastri

11 Agustus 2025 - 22:24 WITA

Panitia dan Calon Kades PAW Jonggat Teken Komitmen Jaga Stabilitas Jelang Pemilihan

26 Mei 2025 - 13:19 WITA

Sumbawa Luncurkan Program Agroforestri Kopi, Bupati H. Jarot: Saatnya Kopi Sumbawa Naik Kelas

1 Mei 2025 - 13:22 WITA

Panen Raya Jagung di Sumbawa, Mentan Optimis Hilirisasi Meningkatkan Nilai Tambah Petani

22 April 2025 - 17:43 WITA

Trending di Desaku