Menu

Mode Gelap
 

News · 17 Mar 2020 14:03 WITA ·

Memahami Pentingnya Kebijakan “Lockdown” untuk Menanggulangi Virus Corona (covid-19)


 Memahami Pentingnya Kebijakan “Lockdown” untuk Menanggulangi Virus Corona (covid-19) Perbesar

Oleh : Dr. Sunu Wibirama (Dosen Universitas Gadjah Mada)

CORONA, ERANTB.COM — Melihat perkembangan terakhir pandemik corona virus (covid-19), WHO pada tanggal 10 Maret 2020 telah mengirimkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo untuk mengumumkan darurat corona di Indonesia. Langkah ini saya kira cukup tepat, mengingat keterbatasan fasilitas dan tenaga medis di Indonesia apabila dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Corona virus, sebagaimana kita tahu, mampu bertahan hidup di benda mati lebih dari 24 jam. Selain itu, masa inkubasi antara 7-10 hari memperbesar potensi penyebaran virus ini, sebab selama masa inkubasi tersebut orang yang terkena virus TIDAK MENYADARI bahwa ia menjadi carrier bagi virus tersebut dan menularkannya ke orang lain. Kejadian luar biasa di Italia, Iran, dan negara-negara lain adalah pelajaran berharga, bagaimana keterlambatan dan kelambanan pemerintah harus dibayar mahal dengan tingkat fatalitas sampai dengan 4%, bahkan lebih. Artinya apa? 4% dari penderita corona dinyatakan meninggal dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Merujuk situs KawalCovid pada tanggal 14 Maret 2020 pkl. 07:57 WIB, jumlah pasien terindikasi positif corona virus mencapai 69 orang, dengan kematian 4 orang. Artinya, tingkat fatalitas menyentuh 5,8%! Hal ini bisa dipahami dengan melihat tingkat kesiagaan fasilitas kesehatan di negara kita. Merujuk artikel pada tautan di atas, 1 kematian bisa berarti 800 kasus riil atau bahkan lebih. Artinya jika ada 4 kematian, bisa jadi ada 3200 kasus riil (atau lebih) di luar sana yang belum semuanya tertangani dengan baik. Kata siapa negara kita baik-baik saja?

Jangan panik, tapi jangan sampai kita menganggap remeh kasus ini!

JANGAN MENUNGGU KORBAN JIWA!

Kita semua bisa berperan aktif meredakan dampak negatif virus ini. Dengan keterbatasan fasilitas kesehatan di negara kita, kita harus sadar bahwa TANGGUNG JAWAB bukan hanya ada pada dokter dan rumah sakit, tapi ada pada kita semua. Belajar dari kasus di Wuhan China, membludaknya pasien corona menyebabkan beberapa tenaga medis bahkan ikut menjadi korban. Kelelahan, tidak adanya pergantian shift jaga, menyebabkan imunitas mereka lemah dan akhirnya mereka pun ikut terjangkiti corona virus.

Strategi mitigasi yang kompak harus kita dukung sepenuh hati, sebab transmisi corona virus tidak bisa kita deteksi langsung. Perlu ada jeda waktu, mulai dari pengambilan sampel darah sampai dengan pengumuman hasil pengujian lab. Di saat-saat menunggu inilah, corona terus menyebar dengan kecepatan eksponensial. Akibatnya, pada satu periode waktu tertentu, akan ada wabah (outbreak), di mana jumlah penderita jauh melebihi tenaga medis dan fasilitas medis yang ada.

Lalu apa langkah kita? Pagi ini (14 Maret 2020) saya mendapatkan kabar bahwa Kota Surakarta secara resmi sudah mengumumkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dan memerintahkan semua komponen untuk melakukan mitigasi dengan meminimalisasi interaksi sosial (atau dikenal dengan social distancing). Saya sangat mengapresiasi kesiagaan warga Surakarta dan pemerintahnya, di mana mereka sadar betul bahwa mencegah wabah lebih utama daripada mengobati. Mungkin 2-3 minggu ini kita akan merasa bosan, atau bahkan menggerutu dengan kebijakan ini. Tapi yakinlah bahwa ini adalah kebijakan paling tepat. Merujuk kembali pada artikel di atas, kebijakan “lockdown” akhirnya membuat laporan indikasi terinfeksi corona virus menurun drastis di Wuhan.

Kita harus belajar dan bergerak cepat.
Jangan pernah menganggap bahwa tidak ada korban jiwa berarti aman, sebab jika sampai wabah terjadi, akan ada lebih besar korban yang meninggal dunia karena tidak tertangani secara baik.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pj Gubernur Miq Gita Buka Rakor Akhir Tahun GTRA, Inilah Pesannya!

1 Desember 2023 - 05:46 WITA

Open Donasi Palestina Diperpanjang Hingga 17 Desember 2023, NTB Bersholawat

30 November 2023 - 05:35 WITA

Konflik Kawasan Ale Belum Selesai, Warga Gapit Segel Kantor Desa

28 November 2023 - 08:23 WITA

DPW MIO NTB Gelar Rakerda Ke-II, Inilah Pesan Ketua dan Hasil Rakerwil

26 November 2023 - 05:33 WITA

DPW MIO NTB Gelar Ngos-ngosan, Memperkuat Kolaborasi dan Cerdas Menyambut Pemilu 2024

25 November 2023 - 13:34 WITA

Pj Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi Resmi Melantik Bupati Perempuan Pertama Lombok Barat Hj. Sumiatun

13 November 2023 - 12:04 WITA

Trending di News