Al-Qur’an adalah salah kitab yang diturunkan Allah Subhanahuwata’ala kepada Nabi Muhammad lewat perantara Maliakat Jibril Alaihissalam. Qur’an adalah wahyu samawi yang didalamnya menyimpan muatan-muatan kebaikan, kemulian, keagungan, dan lain sebagainya.
Pada saat yang sama pula qur’an adalah kalam ilahi yang didalamnya ada value (nilai). Nilai yang dimaksud adalah nilai positif dan konstruktif yang tentunya semua kita ingin menjadikan itu sebagai way of life dan man haj alhaya.
Al-Quran adalah sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan Alquran sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan. Hidup bersama Alquran adalah kenikmatan tiada tara. Lalu, bagaimana cara mendapatkannya?
Alquran adalah sumber kemuliaan. “Siapapun yang menjadikan Alquran sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemuliaan (QS Al-Anbiyaa [21]: 10)”. Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa “siapa pun yang berpaling dari tuntutan Alquran, maka Allah akan memberikan kesempitan dalam hidupnya (QS Thahaa [20]: 124)”.
Karena itu, syarat paling mendasar dalam berinteraksi dengan Alquran adalah bagaimana kita mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Pertama, melafazkannya atau membacanya. Aktivitas membaca Alquran merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati dalam kehidupan kita.
Aktivitas membaca Al-Qur’an dapat dimaknai dengan melakukan rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa membaca Al-quran. Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” (HR Muslim).
Kedua, menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Alquran adalah langkah kedua yang dapat menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati dan tertera dalam jiwa.
Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup, ternyata Alquran merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab samawi lainnya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qamar (54) ayat 17:
“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu?” (QS al-Qamar [54]: 17). Begitu pula dalam hadistnya nabi bersabda bahwa “aku tidak menyatakan Ali, lam, dan Mim satu huruf, melainkan alif, lam, dan mim itu tiga huruf”.
Ketiga, menadaburinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Alquran sebagai sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan menadaburinya.
Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an menuliskan bahwa disunahkan membaca Alquran dengan tadabur (berusaha merenungkan kandungan maknanya) dan tafahum (berusaha memahami kandungan maknanya).
Keempat, mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus dipastikan untuk bisa bersahabat dengan Alquran adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang terkandung di dalamnya.
Sebagai istinbat dari tulisan ini adalah bahwa hadirnya wabah corona atau covid 19 ini tidak lain adalah sebagai ujian bagi umat manusia di muka bumi, agar tidak sombong, serakah, dan tidak berbuat semena-mena, sehingga semua syariat Allah Swt diingkari.
Seiring dengan hal tersebut, maka momentum bulan ramadhan ini kita jadikan cermin untuk bermohon ampun dan berdoa agar musibah ini segera beralalu dan dunia kembali normal, kuhsusnya bangsa dan daerah kita. Bulan ini yang dipenuhi oleh berbagai kemuliaan yang tentu tidak ada dibulan-bulan lainnya. Keberkahan atas semua yang kita lakukan, diampuni segala dosa-dosa yang telah lalu sesuai dengan hadist nabi
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim),
Pintu surga dibukan lebar dan pintu neraka ditutup rapat, dilipatgandakan padahal hambanya yang selalu berbuat baik selaras dengan sabda nabi yang diriwatkan oleh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, Abu Bakr bin Abi Maryam mengatakan bahwa banyak guru-gurunya yang berkata:
“Apabila telah tiba bulan Ramadan, maka perbanyaklah berinfaq, karena infaq di bulan Ramadan dilipatgandakan bagaikan infaq di jalan Allah, dan tasbih di bulan Ramadan lebih utama daripada tasbih di bulan yang lain.”
Doa yang mustajabah, seperti diejlaskan dalam hadistnya bahwa “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari apai neraka pada setiap hari di bulan Ramadan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan.” (HR. al-Bazaar, dari Jabir bin Abdillah. Al-Haitsami dalam Majma Az Zawaid mengatakan bahwa perawi hadis ini tsiqah (terpercaya).
Dalam hadis lain Rasulullah Saw mempertegas bahwa”Tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzolimi.” (HR. at Tirmidzi).