ERANTB.COM– Refleksi hari buruh dan hari pendidikan fenomena anak jalanan, pengemis dan gelandangan di Kota Mataram semakin bertambah dengan pesat terbukti melalui data dari dinas sosial pada tahun 2018 sebanyak 192 dan pada tahun 2019 meningkat tajam menjadi 225.
Dengan fenomena tersebut, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Pengurus Daerah Mataram (KAMMI PD MATARAM) menggelar diskusi yang bertemakan “Fenomena Pengemis & Gelandangan Terhadap Kondisi Lapangan Kerja & Pendidikan di Kota Mataram, Sabtu (1/04/21)
sebelumnya tema ini belum pernah diangkat organisasi manapun, namun melihat keadaan yang semakin tidak bisa dikendalikan, KAMMI PD MATARAM berinisiasi dan mengeksekusi kegiatan tersebut, untuk mengingatkan dan memberikan solusi terhadap pemerintah daerah.
Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh pembicara Muhammad Arwan Rosyadi S.Sos., M.A akademisi Universitas Mataram dan di Moderatori oleh Meza Royadi pengurus KAMMI PD Mataram.
Arwan menyampaikan tipe pengemis dibagi menjadi tiga” Ada yang harian, pekanan dan tahunan,”ucapnya.
“ lanjut Arwan Pengemis di kota Mataram banyak yang tidak mengakui dirinya sebagai pengemis, tapi mengkonstruksikan dirinya sebagai penerima sedekah,” terangnya.
Selain itu Agenda seperti ini, harus dilanjutkan. Untuk mengingatkan pejabat yang mempunyai wewenang untuk memberdayakan para pengemis,” tutup Arwan.
Ditempat yang sama Amri Akbar, ST Ketua PD KAMMI Mataram mengatakan, banyak pengemis yang memodifikasi cara mengemis, “Ada yang menjual tissue dengan harga yang mahal, ada yang sering masuk ke rumah makan menjual tissue kemudian meminta untuk dibelikan makanan,” sampainya dengan terang.
Lanjut Amri melihat, semakin banyaknya anak-anak yang berubah profesi yang sebelumnya harus menempuh pendidikan, namun berubah menjadi pengemis.
“Kami dari PD Mataram akan melanjutkan dan siap mengkawal dan mengadvokasikan fenomena tersebut,” pungkasnya.