Psikolog Shinta Sari Saleh, S.Psi., PSI (Ahli Kesehatan Holistik)
ERANTB.COM–Saat mengalami sakit apakah itu sakit yang berat atau pun ringan, sebagai seorang hamba Allah Subhana Wata’ala, yang beriman dan beramal sholeh kita tidak boleh panik.
Kecenderungan individu saat mengalami sakit atau sedang ditimpa musibah (ujian) ia menganggapnya sebagai sesuatu yang sangat mengkawatirkan atau menakutkan yang lantas membuat ia MENDERITA akan penyakit / musibah ini.
Kondisi seperti ini bila terjadi akan membuat individu akan terbebani dan sulit menemukan solusi atau jalan keluarnya.
Dan memang bukan JALAN KE – LUAR yang diperlukan tetapi JALAN KE – DALAM.
KE – DALAM itu kemana ?
Yaitu Ke dalam diri kita sendiri.
Bahwa MASALAH yang kemudian muncul dalam bentuk PENYAKIT itu sebenarnya berasal dari dalam diri kita sendiri dan “OBATNYA” juga ada di dalam diri kita sendiri. Bukan melulu berupa OBAT yang diminum melalui mulut.
Apa saja MASALAH itu ? Yaitu PIKIRAN, EMOSI, PERASAAN – PERASAAN kita yang belum tepat.
Berupa Marah, Sedih, kecewa, sakit hati, terluka, duka cita, tidak Menerima, Menolak, sakit hati, dendam.
Yang lama-lama ketika kita dalam mode emosi-emosi ini secara terus menerus akhirnya menjadi Stres bahkan Depresi.
Inilah yang kemudian muncul dalam bentuk SIMPTOM di tubuh FISIK.
Apa itu SIMPTOM ?
SIMPTOM adalah KUMPULAN GEJALA.
Sayangnya orang selama ini BELUM PAHAM akan SIMPTOM ini. Yang sebenarnya Allah SWT sedang mengirimkan PESAN CINTA dalam bentuk PENYAKIT.
Yang seharusnya didengarkan sebagai MESSENGER atau Pembawa Pesan.
Tapi malah “Dibungkam” dengan obat atau tindakan-tindakan fisik semisal operasi, kemoterapi.
Alih-alih didengarkan dulu PESANNYA APA? yang ingin disampaikan melalui penyakit atau masalah ini.
Ini yang terjadi mengapa orang akhirnya harus minum obat bertahun-tahun. Tapi tidak SEMBUH-SEMBUH. Artinya dia bukan sedang mengobati penyakitnya tapi hanya mengobati GEJALA PENYAKIT-nya saja.
Atau orang yang kanker misalnya. Sudah DIOPERASI, beberapa Kali menjalani kemoterapi dan radiasi bukannya SEMBUH malah kankernya metastate (menyebar).
Kira-kira mengapa demikian?
Menurut SUDUT PANDANG Kesehatan Holistik adalah karena Pesan Cinta-nya belum ditangkap.
Apa PESAN CINTA itu? Bahwa ada Aspek di Mental kita (pikiran, perasaan Dan EMOSI-emosi ) kita yang belum Beres.
Dan Aspek Mental yang Masih bermasalah inilah yang kemudian mengotori JIWA. Sehingga JIWA kita nanti bisa Inna LILLAHI wa inna ILAIHI rojiun dengan SEMPURNA.
Semua Datang Dari Allah Dan kembali kepada Allah .
Jadi satu-satu-nya TUJUAN kita adalah bagaimana bisa “PULANG” sepenuhnya ke Allah SWT.
Ini yang Allah KEHENDAKI terhadap diri kita. Dia hanya ingin kita “Pulang” kembali ke DIA.
Hanya saja prasyarat untuk KEMBALI KE DIA hanyalah satu. Sinyal ini dinukilkan Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Fajar Ayat 27-30, yang artinya “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dalam posisi suka dan disukai. Maka bergabunglah dengan hamba-hamba –Ku dan masuklah ke dalam surga Ku”. (QA al-Fajr 27-30
Jadi prasyarat untuk KEMBALI kepada Nya (Allah SWT) adalah memiliki JIWA yang TENANG.
Dan Allah Tahu itu dengan pasti kondisi kita hari ini . Saat kita belum TENANG. MENTAL kita masih gaduh / bermasalah. Padahal Allah ingin kita KEMBALI kepada Nya.
Maka disinilah Allah SWT memberikan Mekanisme dengan menghadirkan Masalah / Penyakit itu pada diri kita hari ini untuk kemudian membuat kita SADAR bahwa ada Aspek Mental kita yang masih bermasalah dan perlu DIBERESKAN.
Sayangnya banyak orang belum memahami Hal ini. Sehingga alih-alih Sadar membereskan Aspek mental yang Masih bermasalah ini. Tapi justru membuatnya semakin terlarut dalam masalah / penyakit yang dialaminya.
Seharusnya yang dilakukan individu saat ia menderita sakit atau sedang ditimpa sebuah musibah (ujian), tidak perlu sedih, cemas, khawatir apalagi takut.
Atas kejadian yang dialaminya Ia harus berprasangka yang baik atau berpikir positif bahwa ada kebaikan Allah SWT dari ujian dan musibah yang dialaminya.
Ada PESAN CINTA TUHAN yang perlu diterima sehingga bisa MEMAHAMI apa PESAN yang ingin disampaikan. Tidak lain tidak bukan untuk membereskan Aspek mental kita yang masih bermasalah. Sehingga mengotori JIWA kita.
Hal dimaksud ditandaskan Psikolog Shinta Sari Saleh, S.Psi. PSI, Selasa ( 21/11/23 ) sekira pukul 21.03 – Selesai Via Whatshap disela waktunya menyelenggarakan Acara Webinar PESAN CINTA TUHAN MELALUI TUBUHMU bagi masyarakat umum.
Menurut Psikolog Shinta Sari Saleh saat individu dalam kesakitannya atau saat sedang menghadapi musibah, Saat ia mampu mengubah pemikirannya dan bisa menangkap adanya isyarat PESAN CINTA TUHAN dalam tubuhnya Dan dalam setiap peristiwa apapun yang Hadir dalam Hidupnya saat ini Maka dia akan diliputi kedamaian, kebahagiaan dan kesejukan.
Bila sudah seperti itu kondisinya pikiran pun akan diliputi rasa ketenangan dan jauh dari kegelisahan. Bahkan BERSYUKUR bahwa sedang Menerima PESAN CINTA ini. Alias sedang diingatkan oleh Allah. Untuk KEMBALI kepada Nya dengan Jiwa yang bersih. Bebas dari masalah – masalah di Aspek mental.
Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim ini hanya punya satu Kata Dan KEHENDAK dalam dirinya yaitu CINTA.
Bagaimana mungkin TUHAN yang menciptakan kita dengan CINTA. Bisa menghukum kita atau mencelakai kita ?
“Itu semua adalah pekerjaan Pikiran kita saja yang sedang menamai kerja Tuhan dengan Benar – Salah, Baik-Buruk, menurut PERSEPSI yang kita ciptakan sendiri”, terangnya.
Hal-hal baik kita namai BERKAH, keberuntungan. Sedangkan yang menurut kita tidak baik kita namai UJIAN, musibah, masalah, hukuman dll.
Ini TIDAK terlepas dari Hakekat manusia yang selalu ingin mencengkeram yang baik-baik saja / yang kita Inginkan. Dan menendang hal-hal yang tidak kita Inginkan / yang tidak baik (menurut kita).
Padahal dalam dimensi Allah SWT, semua PASTI BAIK adanya dan selalu berdasarkan Cinta.
Kata dia lagi Selama kita Masih berada dalam Dunia DUALITAS seperti ini maka selamanya kita tidak akan pernah DAMAI bahkan MENDERITA.
Karena hanya ingin yang enak-enak saja Dan Menolak yang tidak enak. Lagi-lagi menurut kita.
Padahal hakekat hidup ini adalah semua DUALITAS.
Dan kalau ingin DAMAI, BAHAGIA maka kita harus melampaui DUALITAS ini. Alias Menerima semua Hal yang terjadi dalam hidup kita sebagai sebuah REALITA HIDUP.
“Kalaupun ada hal-hal yang tidak mengenakkan hadir dalam hidup kita. Apakah itu berupa masalah atau penyakit. Semua adalah PESAN CINTA TUHAN yang harus kita terima”, sarannya.
Ditambahkannya lagi bila kita senantiasa terjaga dalam KESADARAN ini, maka kita akan selalu dalam keadaan TENANG, BAHAGIA, DAMAI, penuh dengan Kesyukuran dan SUKACITA. Di ujungnya Tubuh pun sebagai “Wadah” bagi JIWA sekaligus Mental kita pun akan MENYEHAT dengan sendirinya.
Guna memberikan pencerahan kepada masyarakat agar lebih banyak lagi yang bisa menangkap sinyal adanya isyarat pesan cinta tuhan di setiap penyakit dan masalah, Psikolog Shinta Saleh telah menulis sebuah buku berjudul “Pesan Cinta Tuhan Melalui Tubuhku”.
Di buku ini dia menceritakan panjang lebar bagaimana hubungan klausal antara tubuh, mental, jiwa dan spiritual manusia saling mempengaruhi antara satu dan lainnya serta dampaknya bagi TUBUH, relasi sosial individu dalam banyak hal.
Lainnya dia juga menyelenggarakan berbagai pelatihan, workshop, penyuluhan, seminar, kegiatan sosial terkait pentingnya kesehatan holistik diupayakan baik secara online (webinar) maupun offline (tatap muka).
Berikutnya Psikolog yang sudah lebih dari dua puluh tahun berpraktek ini menjelaskan seringkali orang-orang menderita dengan penyakit/masalah-masalahnya hari ini.
“Dan kemudian dengan penyakit / masalah-masalah tersebut ia jatuh dalam serangkaian upaya pengobatan atau mencari solusi atau mencari jalan keluar” ujarnya.
Dalam upaya individu mencari jalan keluar atau solusi atas persoalan yang datang menimpa bisa berhasil, bisa tidak, sehingga semakin menambah beban dan frustrasi di ujungnya.
“Dengan memahami peran Cinta-Nya dan kemudian mencari akar masalahnya maka hati dan pikiran pun menjadi lebih damai dan lebih tenang”, terangnya.
Diakhir ia mengungkapkan ketika sinyal cinta tuhan bisa diraih jalan keluar yang lebih sulit dan seringkali berliku-liku pun akhirnya berganti menjadi jalan ke dalam yaitu diri sendiri.
Karena daya penyembuhan sudah Tuhan titipkan dengan sempurna di dalam diri kita. Plus sang penyembuh utama (Allah Subhana Wata’ala) hadir sepenuhnya dalam diri.
“Temukan Dia. Sadari kehadiran dan kuasa-Nya, menyatu bersama Dia, maka semua akan baik-baik saja adanya. Penyembuhan pun terjadi. Masalah pun sirna”, tutupnya.