Menu

Mode Gelap
 

Nasional · 1 Des 2020 11:53 WITA ·

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Bersama Suryadi Jaya Purnama


 Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Bersama Suryadi Jaya Purnama Perbesar

ERANTB.COM– Anggota MPR RI Daerah pemilihan NTB 2 (Pulau Lombok) H. Suryadi Jaya Purnama, ST  melaksanakan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Bertempat di aula kantor desa Tampak Siring, kecamatan Batukliang, kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat  Senin, (11/2020).

“Acara ini bertujuan untuk memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai 4 Pilar Kebangsaan serta agar masyarakat mengetahui tugasnya sebagai seorang warga negara

Kegiatan ini merupakan satu kesatuan nilai gerak dari berbangsa dan bernegara yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat supaya nilai-nilai dalam 4 pilar terpatri dalam diri dan benak masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Sebagai fungsi kelembagaan MPR RI, 4 pilar ini juga merupakan salah satu acuan penting yang harus terus disosialisasikan kepada masyarakat agar bisa dijadikan sebagai landasan berpikir dan bergerak.

Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 150 orang yang berasal dari kalangan akademisi, mahasiswa, tokoh-tokoh dan masyarakat wilayah se-Pulau Lombok. Acara dimulai dengan pembukaan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tilawah lalu kemudian dilanjutkan ke acara inti yaitu penjelasan mengenai 4 Pilar Kebangsaan oleh H. Suryadi Jaya Purnama, ST.

Empat Pilar ini menjadi hal yang sangat penting karena 4 Pilar ini merupakan jati diri bangsa Indonesia,” Kata SJP.

Suryadi menambahkan Empat  Pilar Kebangsaan ini, diantaranya adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.
Jika melihat dari butir-butir yang tercantum dalam Pancasila, maka yang paling pancasilais adalah kita umat Islam. Karena butir-butir Pancasila itu terdapat dalam ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an. Jika kita kembali menengok sejarah ke belakang, orang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia adalah sebagian besar para ulama dan umat Islam.
UUD 1945 sebagai konstitusi negara.

Selain itu, UUD 1945 ini sudah mengalami amandemen sebanyak 5 kali. Dulu lembaga tertinggi negara adalah MPR. Karena MPR ini bertugas untuk mengangkat dan memberhentikan presiden. Sedangkan sekarang, semuanya memiliki posisi yang sama, dalam artian tidak memiliki lembaga tertinggi. Semua lembaga memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Presiden, DPR, MPR posisinya sama. Sama-sama dalam satu lembaga, yaitu lembaga negara. Khusus untuk MPR, tugas yang dulu sama sekarang itu berbeda. Sekarang tugas tambahan MPR adalah melakukan sosialisasi 4 Pilar ini.

NKRI sebagai bentuk negara, keberagaman suku/ras, bangsa yang berbeda inilah yang menyatukan kita semua dengan membentuk Negara Kesatuan, yaitu Republik Indonesia. Indonesia ini adalah contoh penerapan toleransi di seluruh dunia. Karena perbedaan suku/ras, agama itu hidup damai secara berdampingan.

Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara. Bhinneka artinya perbedaan, sedangkan Tunggal Ika artinya persatuan. Kita memang terlahir berbeda. Di Indonesia saja ada 1.340 suku yang terdiri dari 732 bahasa daerah. Semuanya beragam, karena keberagaman ini adalah takdir. Tugas kita sekarang ini adalah bagaimana untuk mewujudkan persatuan ditengah keberagaman.

Acara berakhir Sekitar pukul 12.00 dengan sesi tanya-jawab dan dialog dan Foto bersama Narasumber lalu ditutup dengan Do’a.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tim Terpadu Kebakaran Hutan KLHK Mengaktifkan Kembali Sub Posko SiPongi dan MPA, Mencegah Kebakaran Hutan di NTB

29 Agustus 2023 - 03:54 WITA

Raker Bareng Mentan, Johan Pertanyakan Progres Penyaluran Pupuk Subsidi

18 Januari 2023 - 19:25 WITA

Gubernur NTB Membuka Munas DPP BMMB Dijakarta, Ini Pesan Gubernur

15 Januari 2023 - 07:16 WITA

Hari Migran Internasional 2022, Momentum Evaluasi dan Akselerasi Pembangunan Daerah

21 Desember 2022 - 05:58 WITA

Terpilih SJP Pimpinan Ketua Nasional KA KAMMI : Kolaborasi dengan Berbagai Elemen dan Optimalkan Potensi

28 November 2022 - 10:56 WITA

Johan Rosihan : Nilai Ide Impor Beras dari Bulog sebagai Pengkhianatan atas Kedaulatan Pangan Nasional

17 November 2022 - 18:36 WITA

Trending di Nasional