ERANTB.COM– Sumbawa, Petani di Desa Tolo Oi Kecamatan Tarano tengah bersemangat menaman, merawat dan memanen tembakau. Tanaman satu ini selain menguntungkan, juga menjadi alternatif pasca panen jagung sejak 3 tahun terakhir. Karena tidak terlalu banyak membutuhkan air, komoditas bahan baku pembuatan rokok ini menjadi primadona saat musim kemarau tiba. Selain itu, tembakau juga tidak disukai oleh hewan ternak, sehingga lebih mudah dalam merawatnya. Demikian disampaikan Muhammad Fauzi petani muda Desa Tolo’Oi minggu (23/8) kepada ERA NTB.
Menurutnya, menanam tembakau lebih menguntungkan dari pada tanaman lain seperti jagung, kedelai, kacang hijau dan lainnya.
Ia menyebutkan, proses pemasarannya sangat mudah, karena sudah ada perusahaan siap membeli dengan harga minimal yang sudah di tetapkan sejak awal.
Lebih jauh sambungnya, pihak perusahan juga selalu memberikan pendampingan kepada petani dalam bentuk fasilitas, penyululuhan dan pendampingan agar dapat meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil panen tembakau.
“Sangat menggiurkan keuantungannya, per satu hektar tanaman tembakau kami bisa meraup 75 juta rupiah dalam kurun waktu tanam hanya seratus hari hingga akhir masa panen” katanya.
Sementara, suhu ekstrim pada musim kemarau tahun ini menyebabkan sejumlah sumur petani mengalami kekeringan. Muhammad Fauzi mengungkapkan cukup kesulitan mendapatkan air untuk menyiram tanaman tembakau.
Kedepan, ia berharap pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian kabupaten Sumbawa bisa membantu petani dengan sumur bor agar debit air sumur tidak mudah mengalami kekeringan.
“Kami berharap dana aspirasi dari anggota DPRD baik kabupaten maupun provinsi bisa direalisasikan dalam bentuk bantuan sumur bor agar para petani dapat lebih mudah dalam menanam tembakau dimusim kemarau” tutupnya.