
ERANTB.COM–Bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam komunikasi manusia. Bahasa bersifat unik sekaligus bersifat universal bagi manusia. Dalam kegiatan sehari-hari kita amati bahwa hanya manusialah yang mampu menggunakan komunikasi verbal dan kita amati pula bahwa manusia mampu mempelajarinya. Inilah yang menyebabkan tingkah laku manusia berbeda dengan tingkah laku mahluk lainnya.
Dampak pola asuh dan lingkungan menjadi penyebab utama perkembangan bahasa anak, tidak sesuai dengan perkembangan bahasa di usianya . Hal ini dikarenakan lingkungan tempat tinggal yang tidak memdukung perkembangan bahasa anak. Misalnya , tidak ada teman untuk bermain,, Pola asuh anak dengan orang tua bekerja sehingga seharian akan tinggal bersama dengan pembantu, Jarang diajak berkomunikasi ataupun orang tuanya yang pendiam dan malas mengajak berbicara anak.
Padahal anak usia dini adalah peniru yang ulung dia akan mengikuti, meniru apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar dari orang orang di sekitarnya . Hal ini membuat prihatin, karena dari beberapa lembaga Pendidikan anak usia dini mengeluhkan bahwa perkembangan bahasa anak didik mereka tidak sesuai dengan usianya atau berada dibawah perkembangan usianya .
Menurut seorang ahli psikology Vigotsky (1986) perkembangan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayan dan masyarakat tempat anak dibesarkan dengan istilahnya ZPD ( Zona Perkembangan Proximal) merupakan zona di antara tingkat perkembangan aktual dan potensial. dimana anak akan mendapatkan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa ketika anak mendapatkan tugas yang sulit dipahami . Dan anak akan bisa sendiri ketika berada pada tingkat yang sesuai dengan kemampuannya . Maka untuk itu orang dewasa sangat dianjurkan mendampingi anak agar perkembangan bahasanya menjadi optimal .
Menurut Bromley dalam Dhieni dan Lara Fridani (2014) berpendapat bahwa terdapat empat aspek bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Bahasa dibagi menjadi dua yaitu bahasa yang bersifat reseptif dan juga bahasa yang bersifat ekspresif. Keterampilan menyimak dan membaca adalah keterampilan bahasa reseptif karena dalam keterampilan ini makna bahasa diperoleh dan diproses melalui simbol visual dan verbal. Selain itu, anak akan mengalami proses pemahaman dengan cara anak akan memahami bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman mereka. Sedangkan untuk keterampilan berbicara dan menulis adalah keterampilan bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Didalam berbicara dan menulis anak mengalami proses penyusunan, dimana anak akan menyusun bahasa dan mengkonsep arti (Dhieni dan Lara Fridani, 2014).
Menurut Thaiss dalam Bromley (dalam Dhieni dan Lara Fridani, 2014) berpendapat bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika mereka mendapat kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya dan memanipulasinya. Anak akan mudah mengingat suatu informasi yang sudah didapatkan dari menyimak dan membaca yaitu dengan menulisnya ataupun membicarakannya. Disinilah peranan keterampilan bahasa dapat mempengaruhi bagaimana anak tersebut berpikir.
Kemampuan berbahasa anak bertujuan untuk supaya anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Pengembangan berbahasa yang harus dipahami anak adalah mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara. Kegiatan kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam pengembangan kemampuan berbahasa yang dapat menstimulasi kemampuan mendengarkan, berbicara, dan menulis mereka. Pemahaman anak tentang fungsi membaca dan menulis mencerminkan bagaimana bahasa tulis digunakan dalam komunitas mereka. Sedangkan membaca dan menulis merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang hampir setiap individu, keluarga, dan kelompok dalam menggunakan bahasa tulis yang memiliki tujuan yang berbeda dalam masyarakat luas (Heath, 1983). Anak pra sekolah menyamatkan kata dan kata yang mewakili benda. Mereka dikenalkan untuk membaca dan menulis pengalaman, anak mulai membedakan antara benda dan kata, dan akhirnya mereka datang untuk menghargai bahwa kata itu memiliki arti sendiri. Templeton (1980) .
Jadi, keterampilan yang harus di miliki anak mencakup 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Keterampilan berbahasa tidak di kuasai dengan sendirinya oleh anak. Akan tetapi, keterampilan berbahasa akan di peroleh melalui proses pembelajaran atau memerlukan upaya pengembangan.secara esensial.
Proses perkembangan bahasa Vygotsky (dalam Martini Jamaris, 2006:34) mengemukakan perkembangan bahasa berkaitan dengan dua alasan kognitif. Pertama, anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain. Kemampuan ini di sebut dengan kemampuan bahasa secara eksternal dan menjadi dasar bagi kemampuan berkomunikasi kepada diri sendiri. Pengaruh ini mengembangkan kemampuan bahasa eksternal.
Orang dewasa memperkaya kosa kata anak. Ia memberikan contoh tentang cara-cara berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. Kedua, transisi dari kemampuan berkomunikasi secara eksternal kepada kemampuan berkomunikasi secara internal membutuhkan waktu yang cukup panjang. Transisi ini terjadi pada fase praoperasional, yaitu pada usia 2-7 tahun.
Selama masa ini, berbicara pada diri sendiri merupakan bagian dari kehidupan anak. la akan berbicara dengan berbagai topik dan tentang berbagai hal, melompat dari satu topik ke topik lainya. Pada saat ini anak sangat senang bermain bahasa dan bernyanyi. Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat berbicara dengan bahasa yang baik, hanya sedikit kesalahan ucapan yang di lakukan anak pada masa ini.
Peran orang dewasa sangat penting dalam fase ini. Ketiga, pada perkembangan selanjutnya anak akan bertindak tanpa berbicara. Apabila hal ini terjadi, maka anak telah mampu menginternalisasi percakapan egosentris (berdasarkan sudut pandang sendiri) ke dalam percakapan di dalam diri sendiri”. Anak yang banyak melakukan kegiatan berbicara pada diri sendiri lebih memiliki kemampuan sosial dari pada anak yang pada fase praoperasional kurang melakukan kegiatan tersebut.
Kemahiran berkomunikasi secara lisan atau tulisan sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk mendapatkan kemahiran berkomunikasi secara lisan adalah mengajarkan keterampilan berbicara pada anak usia dini, karena dapat dikatakan bahwa anak sejak usia dini haruslah bermandikan bahasa. Berikut adalah beberapa l kegiatan dan permainan untuk meningkatkan perkembangan bahasa lisan anak:
Memberi label pada semua perabot dalam , termasuk dinding, lantai, jendela, pintu, AC dan lampu.
Memberi label pada makanan yang disukai.
mengaktifkan kegiatan dalam pusat-pusat kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, seperti dramatisasi di area keluarga, rumah tangga, dan ungkapan kreatif.
Bercakap-cakap bebas. anak diberi kesempatan untuk bercakap-cakap secara bebas antar mereka, di dalam maupun di luar kelas.
Bercerita dengan gambar seri. berceritalah dengan kesempatan pada anak dan mintalah ia untuk bercerita dengan gambar seri yang lainnya.
Menggunakan mimik muka, mata, gerakan tubuh, dan berbagai jenus suara untuk menguatkan jalan cerita.
Bercerita dengan gambar seri. berceritalah dengan kesempatan pada anak dan mintalah ia untuk bercerita dengan gambar seri yang lainnya.
Bermain telepon. Anak bermain telepon-teleponan secara bebas atau dengan topik yang ditentukan