Menu

Mode Gelap
 

News · 24 Sep 2025 17:20 WITA ·

Hari Tani Nasional, ADBKR NTB Desak Cabut PSN Mandalika dan Bendungan Meninting


 filter: 153; fileterIntensity: 0.85; filterMask: 0; captureOrientation: 0;
brp_mask:0;
brp_del_th:null;
brp_del_sen:null;
delta:null;
module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 32768;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;albedo:  ;confidence:  ;motionLevel: -1;weatherinfo: null;temperature: 50; Perbesar

filter: 153; fileterIntensity: 0.85; filterMask: 0; captureOrientation: 0; brp_mask:0; brp_del_th:null; brp_del_sen:null; delta:null; module: photo;hw-remosaic: false;touch: (-1.0, -1.0);sceneMode: 32768;cct_value: 0;AI_Scene: (-1, -1);aec_lux: 0.0;aec_lux_index: 0;albedo: ;confidence: ;motionLevel: -1;weatherinfo: null;temperature: 50;

Mataram, ERANTB.COM – Aliansi Demokrasi Baru untuk Kedaulatan Rakyat (ADBKR) NTB mendesak pemerintah mencabut dua proyek strategis nasional (PSN), yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Bendungan Meninting. Kedua proyek tersebut dinilai merugikan masyarakat, terutama petani yang kehilangan lahan dan sumber penghidupan.

Sejumlah organisasi tergabung dalam ADBKR NTB, antara lain BEM IAI Sunan Doe, BEM STTT, Agra NTB, Asli Mandalika, BEM FISE UNHAM, Lembaga Studi dan Bantuan Hukum NTB, FMN NTB, Forum Mahasiswa Lombok Timur, Lingkar Studi Perempuan Mataram, Solidaritas Perempuan Mataram, Suara Perempuan Nusantara, serta UKM Pilar Seni UNDIKMA.

Koordinator Umum ADBKR NTB, Khaerudin, menegaskan proyek Mandalika dan Bendungan Meninting tidak hanya menggusur lahan pertanian, tetapi juga menghilangkan mata pencaharian warga.

“Pemerintah harus segera mencabut izin proyek ini. Petani adalah penopang pangan, bukan korban pembangunan,” tegasnya dalam pernyataan sikap bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional ke-65.

Soroti Kriminalisasi Demonstran

Aliansi juga menyoroti tindakan aparat yang menahan 20 demonstran dalam aksi pada 30 Agustus 2025 di depan Gedung DPRD NTB. Menurut mereka, kriminalisasi terhadap aktivis telah mencederai demokrasi dan kebebasan berpendapat.

“Gerakan rakyat tidak boleh dibungkam. Menangkap dan mengkriminalisasi aktivis hanya memperdalam ketidakadilan. Pemerintah seharusnya membuka ruang dialog, bukan represi,” ungkap ADBKR NTB.

 

Reforma Agraria Jadi Jalan Keluar

 

ADBKR NTB menegaskan bahwa akar persoalan ketimpangan ekonomi di Indonesia adalah absennya reforma agraria sejati. Tanpa keberpihakan negara pada petani, kedaulatan pangan hanya akan menjadi jargon.

“Selama tanah masih dikuasai korporasi dan proyek strategis yang merampas ruang hidup rakyat, kesejahteraan petani mustahil terwujud,” tulis aliansi tersebut.

Aliansi menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu agraria dan hak-hak rakyat hingga pemerintah benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat, bukan kepentingan modal.

18 Tuntutan Gerakan Rakyat NTB

Dalam momentum Hari Tani Nasional, ADBKR NTB menyampaikan 18 tuntutan sebagai berikut:

1. Wujudkan reforma agraria sejati sebagai basis pembangunan industri nasional yang mandiri.

2. Wujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat.

3. Hentikan pelanggaran HAM di KEK Mandalika dan Bendungan Meninting.

4. Bentuk tim independen penyelesaian sengketa tanah di KEK Mandalika, termasuk pemukiman kembali, kompensasi, dan pemulihan ekonomi berbasis Resettlement Action Plan (RAP).

5. Tangguhkan seluruh pembangunan di KEK Mandalika dengan moratorium, serta lakukan konsultasi bermakna sesuai prinsip Free, Prior, and Informed Consent (FPIC).

6. Hentikan seluruh skema palsu transisi energi yang menjadi wajah baru ekspansi monopoli atas tanah.

7. Hentikan seluruh izin dan eksploitasi di kawasan Gunung Rinjani.

8. Buat kebijakan perlindungan pekerja porter dengan jaminan upah dan keselamatan kerja.

9. BPN harus segera membatalkan HGU PT. SKE dan memberikan jaminan hak atas tanah kepada petani Sembalun yang telah menggarap lebih dari 29 tahun.

10. Pastikan akses air bersih dan lingkungan sehat bagi perempuan dan anak di desa-desa terdampak Bendungan Meninting.

11. Jamin pekerjaan layak berbasis ekonomi kaum tani pedesaan, serta hentikan praktik migrasi paksa sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).

12. Tingkatkan perlindungan kesehatan perempuan dari krisis air dan lingkungan melalui layanan kesehatan terjangkau.

13. Cabut sistem pembayaran UKT yang membebani mahasiswa dan gratiskan pendidikan tinggi.

14. Pemerintah harus menjamin akses dan kesetaraan kesempatan kerja dengan upah yang adil.

15. Bentuk tim investigasi independen untuk mengusut pembakaran Gedung DPRD NTB.

16. Pemerintah harus menjamin akses, kesetaraan, dan gaji yang adil bagi rakyat.

17. Cari aktor intelektual pembakaran Gedung DPRD NTB dan hentikan kriminalisasi terhadap demonstran dengan poin khusus:

Mengecam perpanjangan penahanan terhadap 4 demonstran.

Menuntut pembebasan segera tanpa syarat bagi seluruh demonstran.

Mencabut status tersangka terhadap 20 orang yang ditetapkan Polda NTB.

Mendesak aparat menyetujui penangguhan penahanan 4 tersangka.

Mengusut kasus pembakaran Gedung DPRD NTB secara transparan dan akuntabel.

Menyerukan solidaritas masyarakat sipil untuk mengawal kasus ini.

Menuntut pemulihan nama baik seluruh demonstran agar tidak distigmatisasi.

18. Hentikan kriminalisasi dan intimidasi terhadap petani yang memperjuangkan hak atas tanahnya.

Dengan seruan tersebut, ADBKR NTB menutup pernyataan sikapnya:

“Tidak ada demokrasi tanpa demokrasi agraria sejati. Tidak ada kedaulatan pangan tanpa tanah untuk kaum tani.”

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

DPRD NTB Sahkan Perubahan APBD 2025, Defisit Rp6,8 Miliar Ditutup Pembiayaan

27 September 2025 - 14:35 WITA

Aksi Unjuk Rasa Pejuang Aliansi PPS KS Ditunda

22 September 2025 - 06:15 WITA

Warisan Budaya NTB: Sudirman SH Tekankan Permainan Rakyat Harus Tetap Hidup

21 September 2025 - 11:39 WITA

Pengurus Baru PKS Dompu Gelar Silaturahim dengan Empat Mantan Ketua Periode 2000–2025

21 September 2025 - 00:30 WITA

Festival Perak NTB 2025 Dibuka, Sandiaga Uno dan Menparekraf Beri Apresiasi

20 September 2025 - 22:14 WITA

Gekrafs NTB Inisiasi Festival Perak, Lestarikan Budaya di Era Digital

20 September 2025 - 21:11 WITA

Trending di News