Oleh Alan Malingi
ERANTB.COM — Suasana penyambutan di Istana Bima cukup meriah. Berbagai atraksi kesenian ditampilkan mulai dari Sere, Maka hingga tarian klasik Istana Bima. Rakyat tumpah ruah menanti pidato Sang Proklamator itu .
Kegiatan kenegaraan Bung Karno di Bima hanya diisi dengan pertemuan dan pidato yang digelar sore hari di depan Istana Bima. Sultan Muhammad Salahuddin memberikan pidato penyambutan. Sejauh ini penulis belum mendapatkan dokumen utuh pidato penyambutan oleh Sultan Muhammad Salahuddin.Dari beberapa catatan hanya cuplikan pidato yang memberikan pesan dan kesan penting bagi Bung Karno atas komitmen perjuangan sultan dan rakyat Bima terhadap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut cuplikan Pidato penyambutan Sultan Muhammad Salahuddin :
“ Paduka yang muila, rindu yang meluas ini bukan baru sekarang saja timbulnya, akan tetapi sejak ledakan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, pada saat ketika mana terbayanglah di muka kami rakyat di sini wajah bapak-bapak pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta yang sedang memproklamirkan kemerdekaan indonesia.
Lalu pada saat itu juga tertanamlah dalam jiwa rakyat disini arti proklamasi yang harus dijunjung tinggi, harus dipertahankan dan harus dimiliki itu, sehingga pada tanggal 22 Nopember 1945, kami di kesultanan Bima ini mengeluarkan peryataan bahwa daerah kesultanan Bima menjadi daerah istimewa yang langsung berdiri di belakang Negara Republik Indonesia.” (Dokumen Arsip Sultan Muhammad Salahuddin, Museum Samparaja Bima yang sudah dikutip dalam buku buku sejarah Bima ).
Dari pidato di atas menunjukkan betapa besar kecintaan sultan dan rakyat Bima terhadap NKRI,Bung Karno dan Bung Hatta. Tersirat pesan yang tulus untuk tetap terus menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRi yang menjadi cita cita bersama seluruh anak bangsa.
Lalu bagaimana isi pidato Bung Karno? Sejauh ini penulis belum menemukan dokumen resmi terkait pidato Bung Karno di Bima. Namun penulis mendapatkan dua sumber yang menceritakan kembali kisi kisi pidato Bung Karno tersebut yaitu dari penuturan langsung almarhum Dr..Hj.Siti Maryam Salahuddin dan dalam buku Bung Karno Merambah Jalan Di Pengasingan Ende- Flores.
Nah….bagaimana cerita Ibu Maryam terkait kunjungan Bung Karno dan apa saja isi pidatonya?
bersambung……