Menu

Mode Gelap
 

Budaya & Hiburan · 8 Mei 2020 11:19 WITA ·

Soekarno, Ende Dan Bima (Bagian 1 )


 Foto : Pelabuhan Ende
Sumber Foto : endefloresntt.blogspot.com Perbesar

Foto : Pelabuhan Ende Sumber Foto : endefloresntt.blogspot.com

Oleh : Alan Malingi

ERANTB.COM — Akhir desember 1933, Soekarno, ibu Inggit, anak angkatnya Ratna Juami dan Ibu Amsoesi naik kapal Belanda Van Riebeeck di pelabuhan Surabaya menuju Kota Ratu Ende. Perjalanan ditempuh selama lebih dari dua minggu dihempas gelombang besar musim angin barat. Tanggal 14 Januari 1934 pukul 08.00 pagi Kapal Van Riebeeck tiba di pelabuhan Ende- Flores.

Perjalanan Bung Karno ke Ende adalah adalah perjalanan menuju tanah pembuangan yang dijalaninya selama 5 tahun hingga tahun 1939.

Suasana saat kedatangan Bung Karno di Ende, dikisahkan oleh Ibu Hj. Mahani M.Saleh Banjar sebagai berikut :

” bahwa saat kedatangan Bung Karno di pengasingan Ende, tidak ada keramaian, ridak ada masyarakat yang menjemput kehadurannya, kecuali dari pihak Belanda dan kaum bangsawan dari kerajaan Ende. Situasi ini memang sengaja diciptakan oleh pihak Belanda, dimana masyarakat ditakut takuti dan diintimidasi agar masyarakat Ende tidak perlu menjemput kehadirannya, karena Bung Karno adalah orang buangan. Walaupun demikian propaganda dari pihak Belanda, masyarakat Ende tidak luntur kepercayaannya pada Bung Karno. Bahkan di dalam hati kami tetap menyampaikan ucapan selamat Datang kepada Bung Karno ( Anwar H.M.Ali, Bung Karno Merambah Jalan Di Pengasingan Ende – Flores, Hal 8).

Di Ende, Bung Karno dan keluarga menempati mess Belanda. Di mess ini Bung Karno hanya bertahan selama tiga hari. Belanda melakukan intimidasi dan gerak gerik Bung Karno selalu diawasi. Karena merasa dibawah tekanan Bung Karno meminta untuk tinggal dan mengontrak rumah di luar mess yang jaraknya 100 meter.

Permintaan itu disetujui oleh Pemerintah Hindia Belanda tetapi tetap dalam pengawasan. Bung Karno mengontrak Rumah ketua Adat Kota Ratu H.Abdullah Ambowaru. Rumah telah ditetapkan sebagai situs sejarah pengasingan Bung Karno di Ende.

Sebagai seorang muslim, setiap shalat lima waktu dan shalat jumat Bung Karno shalat di masjid Arabhita yang tidak jauh dari kediamannya. Di sanalah Bung Karno bertemu dengan tokoh agama, ulama dan tokoh masyarakat setempat seperti TGH Husen, H.Daud, M.Saleh Banjar, Habib Toha, Habib Hasan dan tokoh lainnya.

Dari pertemuan demi pertemuan, Bung Karno menjadikan mereka sebagai guru.Bung Karno menyempatkan waktu mempelajari islam terutama kepada TGH.H.Husen adalah warga Bima yang tinggal di Ende.

Dalam suratnya kepada T.A Hasan di Bandung, Bung Karno menulis :

” Di Ende memang saya lebih memperhatikan urusan agama daripada dulu. Disamping saya punya studi Sociale Watenscoopen rajin juga membaca buku buku agama dan tajkirah “”(Anwar H.M.Ali..33). Bersambung…

Artikel ini telah dibaca 174 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

KAMMI NTB Meminta Pemerintah Tindak Tegas Atas Tambang Ilegal di Sumbawa

23 Januari 2025 - 18:14 WITA

Kodim 1614/Dompu Gelar Patroli Malam, Mencegah Remaja Balap Liar Di dompu

17 Januari 2025 - 23:45 WITA

Aliansi KAMMI dan LMND Mendesak APH Segera Tegakan Supermasi Hukum Yg Transparansi

15 Januari 2025 - 21:49 WITA

KAMMI NTB Kecam Kedatangan Beras Impor ke Tanah Bumi Gora

14 Januari 2025 - 23:36 WITA

Pemprov NTB Menyaksikan Paripurna DPRD Hasil Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Periode 2025-2030 

14 Januari 2025 - 22:38 WITA

Pemprov NTB Terus Optimalkan dan Mempermudah Perizinan Tambak Udang di NTB

14 Januari 2025 - 19:12 WITA

Trending di News