ERANTB.COM– Mataram- Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengajak seluruh Kepala Daerah Kabupaten/Kota se – NTB untuk sama – sama memprioritaskan produk – produk lokal hasil produksi IKM dan UMKM di NTB, agar pertumbukan ekonomi semakin meningkat dan masyarakat semakin sejahtera.
“Pentingnya memprioritaskan produk lokal dalam Pengadaan barang dan jasa di NTB, kita akan memilih berbagai produk lokal, kita menangkan, kita konsumsi, kita gunakan, meskipun dengan kualitas dibawah standar dan harga yang cukup mahal,” tuturnya saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Keuangan dan Pembangunan, bertajuk “UMKM Tangguh, Ekonomi Bertumbuh” yang berlangsung di Gedung Graha Bakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (12/05).
Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun produk – produk lokal memiliki kualitas yang sedikit lebih rendah dan harga yang cukup mahal, namun terdapat Cost of Learning yang diraih, sehingga dari pihak BPKP, BPK dan Aparat terkait untuk dapat memahami dan memberikan ruang bagi para UMKM untuk dapat terus belajar.
“Senang sekali karena institusi seperti BPKP, BPK mulai bisa memahami bahwa produk lokal walaupun kualitasnya sedikit lebih rendah, harganya sedikit lebih mahal tetap layak di beri ruang dan waktu untuk belajar kompetitif,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi kepala BPKP Bidang Perekonomian dan Kemaritiman, Salamat Simanulang mengatakan bahwa sektor UMKM dan Koperasi mendapatkan perhatian serius dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam hal ini, ditujukan juga arahan untuk merealisasikan barang jasa paling sedikit 40% dari anggaran belanja barang dan jasa untuk menggunakan produk UMKM dan Koperasi.
Salah satu sektor UMK dan koperasi di NTB yang memiliki potensi paling besar adalah pada sektor pariwisata dan industri kreatif.
“Kita berharap pasca pandemi covid 19 Dan kebijakan pemerintah untuk percepatan produk dalam negeri, maka UMK dan koperasi pada sektor pariwisata dan industri kreatif di provinsi dan Kab/Kota se – NTB akan segera menggeliat dan bangkit kembali,” jelasnya.