Menu

Mode Gelap
 

News · 4 Jun 2022 20:17 WITA ·

Memaknai Hari Lahir Pancasila : Dari Imajinasi menuju Aksi !


 Memaknai Hari Lahir Pancasila : Dari Imajinasi menuju Aksi ! Perbesar

Penulis: JUFRI AHANSYAH
Ketua Umum IMM Universitas Samawa
– Ketua LDM-SM Universitas Samawa
– Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Samawa

ERANTB.COM – Pancasila merupakan wahana peradaban bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya sekedar dasar bernegara, akan tetapi sebagai falsafah dan pedoman hidup seluruh warga negara Indonesia. Lalu pertanyaan adalah sudah bermaknakah kelahiran Pancasila atau seberapa jauh pemaknaan kelahiran itu dimaknai ?? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, agaknya kita memang harus berurusan dengan masa lalu terlebih dahulu.

Secara historis, momentum 1 Juni 1945 ditetapkannya sebagai hari lahir Pancasila. Tentunya yang di maksud adalah gagasan imajinatif Pancasila sebagai pandangan umum. Bukan sebagai kesepakatan final para luhur bangsa, yang secara resmi dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Istilah Pancasila lahir dari pertengkaran dialektika dan ceramah – ceramah para pemikir bangsa diantaranya ialah Moh. Yamin, Soepomo dan Soekarno. Tidak heran jika Pancasila memiliki rumusan ideologis yang kuat baik secara konsep maupun eksistensinya sebagai pondasi tatanan bangsa.

Fais Yonas Bo’a ( 2018 ), menafsirkan perspektif Soekarno dalam pidatonya pada sidang pertama BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) 1 Juni 1945, yang menyebutkan Pancasila dengan istilah filosofishe gronslag atau pandangan hidup bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, Fais mengungkapkan Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu: Pertama, Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangsa. Kedua, Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila.

Jika melihat visi besar Pancasila tentu bukan senyawa baru, sebab hal tersebut sangat relevan dengan keadaan sosial dan budaya bangsa yang pada dasarnya telah berTuhan, berkeadaban, berkekeluargaan, bermusyawarah untuk mufakat dan berkeadilan.

Pancasila Sebagai Berkah Sosial

Sekarang kita beralih pada poin substansial dari tulisan ini. Dari sejarah kita melihat bahwa pembaharuan pemikiran bangsa terhadap pemaknaan aktualisasi nilai Pancasila, terjadinya semacam gangguan kemampuan penerjemahan. Artinya pikiran kita hari ini hanya berhenti pada pemahaman yang a-historis bukan historis.

Peran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah untuk menjiwai dan mendiasporai setiap sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Menyelami di setiap sanubari individu atau masyarakat yang mengimplementasikannya.

Kejeniusan esensial dari lahirnya Pancasila, penulis menerjemahkannya dengan istilah “berkah sosial”. Kemuliaan nilai yang terkandung didalamnya, menjadikan Pancasila sebagai bahan bakar kehidupan bernegara.

Selain itu, Pancasila juga dapat diletakkan sebagai basis moral bangsa untuk meminimalisir kemungkinan kecurangan, ketidakadilan, penindasan dan dehumanisasi dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam konteks nilai, Pancasila sudah di catat sebagai satu kearifan yang tak perlu di periksa kembali keabsahannya. Tapi nyatanya kekuatan nilai tersebut belum mampu di manifestasikan sebagai kerangka gerakan untuk menjawab berbagai persoalan sosial.

Tawaran Kuntowijoyo tentang “radikalisasi Pancasila” sebagai bentuk revolusi gagasan dan penanaman paradigma yang ekspansif. Dirasa aktual sebagai solusi kebingungan publik dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Adapun 4 unsur radikalisasi tersebut ialah, pertama mengembalikan Pancasila sebagai ideologi negara, kedua mengganti persepsi dari Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu,ketiga mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan produk-produk perundangan, koherensi antarsila, dan korespondensi dengan realitas sosial, dan keempat Pancasila yang semula melayani kepentingan vertikal menjadi Pancasila yang melayani kepentingan horizontal. ( Dimuat Kompas pada 20 Februari 2001 )

Muatan Nilai dan Reaktualisasi Pancasila

Kompleksitas persoalan yang dihadapkan pada bangsa hari ini, tentu tak terlepas dari kegagalan kita baik pemerintah maupun individu untuk mengilhami dan memformulasikan satu gerakan konstruktif yang mengarah pada aktualisasi nilai dari Pancasila.

Justru yang terlihat adalah kerusakan nilai. Kita ambil contoh, narasi-narasi yang muncul seolah-olah ada yang lebih Pancasilais dan ada yang tidak Pancasilais. Bisa dikatakan narasi semacam ini dibangun atas dasar ketidakdewasaan pikir.

Hal yang paling menarik adalah Pancasila selalu ingin dibenturkan dengan kemutlakan narasi Agama dalam kitab suci. Secara tidak langsung hal ini telah membatalkan apa yang disebut dengan persatuan Indonesia dalam sila ketiga Pancasila.

Hegemoni politik yang pragmatis dan penuh akan sikap dan kepentingan. Menjadikan celah untuk terus berbuat baik seolah-olah tergantikan. Akibatnya justru terjadi pembelahan dan perpecahan antar umat berbangsa.

Maka dari itu, kehadiran negara harus mampu menjadi etalase pengembangan dan penyelenggara daya cipta bagi segenap elemen masyarakat. Dan jangan sampai diintervensi oleh kepentingan – kepentingan yang tidak berasaskan pada orisinalitas kebutuhan masyarakat.

Solusi dari cara bangsa memulihkan konsepsi Pancasila harus dengan reaktualisasi nilai. Mengapa demikian? Pancasila bukan hanya soal pemahaman yang kuat, tapi yang terpenting adalah bagaimana aktualisasi nilai yang komprehensif.

Fungsionalitas Pancasila sebagai mata air kesejahteraan dan akar kerukunan bangsa harus dan wajib untuk di perhatikan. Mensosialisasikan dan menciptakan formulasi pendidikan yang mencitrakan kearifan nilai Pancasila dapat menjadi jawaban dari setiap persoalan.

Artikel ini telah dibaca 51 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemprov NTB Siap Sukseskan Ite Begawe Fest 2024, Event Nasional Menguatkan Industri lokal

30 November 2024 - 14:42 WITA

MIO Dompu Kolaborasi Bersama Intelkam Polda NTB Gelar Diskusi dan Deklarasi Pilkada Damai 2024

27 November 2024 - 07:50 WITA

Deklarasi KAMMI TASTURA Lombok Tengah, Pererat Kolaborasi Pemuda dan Masyarakat

25 November 2024 - 09:18 WITA

Laskar NTB, DPD Lotim bersama Ratusan Masyarakat Geruduk POLRES LOTIM

22 November 2024 - 12:05 WITA

Musda Ke XV BPD HIPMI NTB Resmi Dibuka Sekda NTB, inilah Pesannya!

9 November 2024 - 05:56 WITA

Ekonomi NTB Terus Menggeliat, Mengalami Pertumbuhan dari Tahun ke Tahun

5 November 2024 - 19:40 WITA

Trending di News