
MATARAM, ERANTB.COM — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Mataram (Bem Unram) melakukan aksi penolakan Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law. Aksi yang bertepatan dengan kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI), KH. Ma’ruf Amin di acara Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia (Munas ADEKSI) di Hotel Lombok Raya, NTB, Rabu (11/3/20).

Masa aksi mulai berkumpul di lokasi aksi di Jalan Lingkar Selatan pukul 09.30 Wita. Masa aksi sekitar puluhan orang langsung dikawal ketat oleh pihak kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Terjadi perdebatan antara masa aksi dan Kepolisian.
Irwan selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Bem Unram bersikeras untuk melakukan aksi dalam rangka menyuarakan suara rakyat tentang penolakan RUU Omnibus Law. Menurutnya penyampaian pendapat di muka umum adalah kebebasan yang melekat di setiap warga negara. Dan tugas kepolisian adalah untuk menjaga agar hak itu tidak hilang di setiap warga negara.
“Jangan halangi kami untuk menyatakan pendapat di muka umum, ini hak kami sebagai warga negara. Kami ini mahasiswa penyambung lidah rakyat,” Tegas Irwan.
Namun, pihak kepolisian dengan tegas menyatakan kalau hari ini tidak boleh diadakan aksi demi menjaga keamanan.
“saya minta aksi hari ini tidak ada. Atau aksi dibubarkan secara paksa,” Tegas pihak kepolisian yang melakukan negosiasi dengan masa aksi.
Irwan kembali meminta untuk melakukan mimbar bebas di pinggir jalan pada pihak kepolisian namun kembali ditolak.
Tak kunjung menemukan kata sepakat akhirnya masa aksi dibubarkan secara paksa. Pihak kepolisian yang dibantu oleh pihak TNI langsung membubarkan masa aksi.
Irwan sangat menyayangkan pembubaran paksa yang dilakukan oleh arapat Kepolisian dan TNI. Ini menciderai hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat. Dia hanya ingin menyampaikan keluh kesah mereka sebagai mahasiswa tentang rencana penetapan RUU Omnibus Law kepada Ma’ruf Amin yang sedang berkunjung ke Lombok.
“Kami sangat kecewa dengan cara pihak kepolisian dan TNI yang membubarkan Aksi menyuarakan suara rakyat,” Pungkasnya. (*ton)