ERANTB.COM–Mataram – Pandemi Covid-19 yang melanda hingga saat ini termasuk di NTB, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansya ingin memastikan daerahnya tetap dalam keadaan nyaman, aman terlebih NTB sebagai tuan rumah rumah berbagai perhelatan event internasional.
“Kami menyakini selalu ada hikmah dibalik musibah ada cahaya di ujung trowongan. Ketika ada sosial safety net dari pemerintah, NTB termasuk salah satu provinsi yang berani menapaki jalan yang tidak biasa,” buka Gubernur pada Launching Gerakan Mobil Masker Untuk Masyarakat NTB di depan Pendopo Gubernur NTB, Kamis (11/21).
Dihadapan Kepala BNPB Letjen TNI Ganef Warsito, SE, MM yang juga selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Gubernur yang biasa disapa Bang Zul ini mengungkapkan, bahwa NTB merupakan salah satu provinsi yang betul-betul mencoba mencerna dan menginternalisasi apa yang diinginkan Presiden.
“Sejak awal pandemi ini Pak Jokowi selalu wanti-wanti di satu sisi kita harus berkonsentrasi pada persoalan kesehatan dan pengendalian pandemi. Tapi yang lebih penting dan tidak kalah serius adalah jangan sampai ekonmi kita mati. Karena kalau sampai ekonomi kita mati maka kita akan menghadapi persoalan lain yang tidak kalah dibanding dengan pandemi itu sendiri,” kata Doktor Ekonomi Industri ini.
Bang Zul menambahkan, Pemprov NTB tidak memberikan uang tunai kepada masyarakat sebagai bantuan karena kalau ini dilakukan akan gaduh. Dari hasil analisa pihaknya menyimpulkan, kalau dikasi uang tunai biasanya tidak habis untuk beli kebutuhan utama, tetapi untuk membeli barang konsumtif. Karena hal-hal ini ada peluang membagi kepada masyarakat untuk memanfaatkan komoditas lokal.
Bang Zul yang pernah anggota DPR RI tiga periode ini juga menyebut sebelum mengambil kebijakan ini, pihaknya terlebih dahulu berdiskusi dengan Polri, Kejaksaan dan TNI untuk menyamakan persepsi bahwa masyarakat bisa melakukan sosial distancing, physical distancing tetapi harus ada kesibukan di rumah.
“Jadi Alhamdulillah selama tiga bulan itu UKM kita yang berkontribusi terhadap sosial net itu hampir 5000-an. Ikan yang tadinya tak ada nilainya, tetapi setelah di olah jadi ikan kering, dibeli oleh kita lalu didistribusikan kepada masyarakat. Bahkan pada produk-produk canggih yang sangat dibutuhkan seperti Masker, hand sanitizer, sabun bahkan alat Rapid Antigenpun hingga motor listrik bisa kita bikin,” ujarnya.
Orang nomor satu di NTB ini mengambil kebijakan seperti itu, karena ada biaya pembelajaran (Cost of Learning). Karena itu Pemprov NTB berharap Kepala BPNPB untuk memperioritaskan produk-produk lokal.
“Kalau masker hand sanitizer itu produknya kan bukan hal baru. Masker UKM-UKM kita bisa bikin. Saya bisa membayangkan kalau sejuta yang dihadiahkan Kepala BNPB ini itu masker lokal, UKM kita langsung hidup, anaknya bisa sekolah, ada keceriaan diwajahnya dan akan ada cahaya diujung trowongan,” kata Gubernur.