Sumbawa — DPD PKS Kabupaten Sumbawa melalui Ketua DPD PKS Muhammad Takdir, S.E., M.M.Inov., menyatakan bahwa kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM telah melukai masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan mengingat adanya kenaikan harga transportasi dan kebutuhan rumah tangga di beberapa wilayah di Sumbawa pasca penetapan kenaikan harga BBM per 3 September lalu.
Menurut Takdir menyampaikan pasca krisis akibat covid 19 masyarakat mengalami kesulitan dalam pemenuhan aspek ekonomi, “Tentu saja kebijakan ini melukai masyarakat kecil.
Kita baru saja merasakan krisis akibat covid dan kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng. Kini harus dihadapkan lagi dengan kenaikan harga-harga akibat kenaikan BBM,” kata Ketua DPD PKS Sumbawa dalam keterangan tertulis Rabu, (09/22).
Seperti halnya sikap PKS Pusat yang menolak kenaikan harga BBM, PKS Sumbawa juga konsisten dengan keputusan menolak naiknya harga BBM Bersubsidi.
Harga Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Solar naik dari sebelumnya Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.850 per liter, dan Dexlite Rp. 17.750 per liter.
Menurut Takdir pemerintah harus menghitung dampak kenaikan BBM bagi masyarakat. Pemerintah pusat harus menghitung dampak kenaikan harga BBM bagi masyarakat. Bahwa kenaikan harga BBM pasti disertai dengan kenaikan harga transportasi dan harga bahan pokok lainnya,” ungkap Muhammad Takdir.
Ia juga menambahkan bahwa dengan kenaikan harga BBM kali ini berdampak secara langsung kepada perekonomian masyarakat Sumbawa.
“Masyarakat Sumbawa pasti ikut merasakan dampak kenaikan BBM dimana ongkos transportasi membawa hasil jualannya ke pasar semakin mahal, kenaikan biaya melaut bagi nelayan, kenaikan biaya produksi bagi petani, ditambah lagi daya beli masyarakat yang menurun.”
Tidak hanya itu, ia juga menilai bahwa pemberian bantuan langsung tunai tidak bisa menjadi solusi saat ini.
“Bahwa dampak kenaikan BBM tidak bisa selesai hanya dengan memberikan BLT ke Masyarakat. BLT (Bantuan Langsung Tunai) hanya sementara tapi kenaikan harga akibat naiknya harga BBM permanen,” tegas Takdir
Takdir berharap pemerintah meninjau ulang keputusan menaikkan harga BBM subsidi kali ini,”tutupnya.