Menu

Mode Gelap
 

News · 15 Jul 2022 10:33 WITA ·

Merubah Tradisi bukan Kiamat Kebudayaan.


 Merubah Tradisi bukan Kiamat Kebudayaan. Perbesar

ERANTB.COM – OPINI. Ada yang menarik akhir-akhir ini ketika mengikuti wacana yang berkembang di komunitas pacuan kuda Pula Sumbawa tentang adanya Wacana Joki Cilik yang menjadi salah satu faktor penting dalam tradisi pacuan kuda P. Sumbawa yaitu sebagai ajang ekploitasi anak dan sudah dibawah ke rana hukum sebagai salah satu aktifitas yang melanggar. Pro dan kontrapun bertebaran di media sosial terkait wacana tersebut. Pihak yang pro penghapusan pengunaan joki cilik di pacuankuda erangapan bahwa dengan alasan apapun, anak anak tidak boleh di ekploitasi baik untuk kegiatan Ekonomi, sosial dan budaya sementara bagi yang kontra dengan wacana itu mengatakan bahwa pengunaan joki cilik adalah tradisi leluhur P. Sumbawa yang terbungkus dalam Tradisi/budaya dan mereka beranggapan bahwa itu salah satu kekayaan intelektual yang mesti dipertahankan bagaimanapun caranya.

Gubernur NTB memilih jalan tengah

Sebagai salah satu pecinta pacuan kuda, Gubernur NTB telah menyatakan sikap terkait polemik tersebut dengan memilih jalan tengah yaitu menyesuaikan pengunaan Joki dengan Bobot Kuda Pacuan. Untuk bobot kuda besar maka standarnya mengikuti standar Pordasi Pusat mulai dari standar lintasan maupun pengunaan Joki sedangkan bagi kuda Lokal (Bobot kecil), tetap menggunakan Joki kecil tapi dengan standar Safety tinggi untuk menjaga keselamatan Joki. Karena bagi beliau Menjaga Tradisi adalah keharusan dan memastikan   anak -anak NTB tidak terekploitasi sehingga menggangu masa depan mereka adalah Kewajiban.

Apakah langkah itu Bijak dan Tegas?

Bagi saya,  langkah itu Bijak tapi kurang tegas. Hal itu bagi saya sangat wajar karena sebagai pimpinan daerah, beliau harus mampu menjembatani kepentingan semua pihak tapi bagi saya pribadi lebih memilih untuk menghapus Joki Cilik ketika terbukti itu menjadi ajang Eksploitasi anak dengan beberapa catatan yaitu :

1. Merubah tradisi bukan kiamat Kebudayaan.

Memutuskan dengan tegas pelarangan joki Cilik tidak bisa dipungkiri itu merubah tradisi tetapi itu bukan kiamat kebudayan karena Perubahan Kebudayaan merupakan sesuatu yang biasa biasa saja ditengah perubahan zaman karena sifat budaya yang “Dinamis” dengan catatan tidak merubah substansi dari Kebudayaan tersebut. Kalau substansi dari pacuan kuda Sumbawa jaman dahulu sebagai ajang hiburan rakyat ketika selesai musim panen dan menambah harga jual ternak (Kuda) bagi peternak lokal sedangkan penggunaan joki Cilik disesuaikan dengan bobot kuda lokal Sumbawa yang terkenal kecil dan kuat.  Ketika ada upaya perubahan Joki Cilik ke joki besar di pacuan kuda harus dibarengi dengan Gerakan   Revolusi Genetis Kuda Lokal Sumbawa. Peternak peternak lokal harus diberikan induk induk kida betina yang mampu menghasilkan kuda kuda besar standar Pacuan Kuda Nasional maupun Internasional. Dengan harapan selain digunakan untuk kebutuhan pribadi juga sebagai salah satu Pemasok kuda pacuan untuk. Nasional maupun internasional. Saya tidak bisa membayangkan kalau misalnya ketika gerakan itu berani dilakukan maka  5 tahun kedepan tidak menutup kemungkinan kuda ternakan dari P. Sumbawa akan bertarung di ajang bergenggsi The Kentucky Derby Amerika Serikat.

2. Revolusi Genetis harus dilakukan bersama-sama

Gerakan Revolusi Genetis merupakan gerakan yang tidak mudah  karena selain merubah perspektif orang banyak, juga menelan biaya yang tidak sedikit. Tetapi hal ini akan sedikit ringgan jika dilakukan secara bersama sama. Selain ada inisiatif dari Peternak lokal juga harus dibarengi dengan intervensi pemerintah dengan merubah arah kebijakan misalnya mengurangi pengadaan Sapi yang setiap tahun dilakukan oleh pemerintah daerah dengan pengadaan Kuda Betina Super dengan harapan 5 tahun kedepan generasi kuda yang ada di P. Sumbawa sudah memiliki postur yang besar dan enetis yang bagus sehingga mampu bersaing dengan kuda kuda Ternakan Besar di pulau Jawa dan Sumatra untuk bertarung di pentas Nasional maupun Internasional. Ketika Peternak P. Sumbawa sudah berhasil beternak kuda dengan spesifikasi tersebut, maka saya pastikan taraf ekonomi mereka akan drastis naik karena kuda kuda tersebut di hargai dengan harga yang sangat fantastis..

Erdi Jaya

Pecinta Pacuan Kuda.

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemprov NTB Siap Sukseskan Ite Begawe Fest 2024, Event Nasional Menguatkan Industri lokal

30 November 2024 - 14:42 WITA

MIO Dompu Kolaborasi Bersama Intelkam Polda NTB Gelar Diskusi dan Deklarasi Pilkada Damai 2024

27 November 2024 - 07:50 WITA

Deklarasi KAMMI TASTURA Lombok Tengah, Pererat Kolaborasi Pemuda dan Masyarakat

25 November 2024 - 09:18 WITA

Laskar NTB, DPD Lotim bersama Ratusan Masyarakat Geruduk POLRES LOTIM

22 November 2024 - 12:05 WITA

Musda Ke XV BPD HIPMI NTB Resmi Dibuka Sekda NTB, inilah Pesannya!

9 November 2024 - 05:56 WITA

Ekonomi NTB Terus Menggeliat, Mengalami Pertumbuhan dari Tahun ke Tahun

5 November 2024 - 19:40 WITA

Trending di News