
ERANTB.COM–Bertindak agresi pada orang dan binatang, berlaku curang dan merusak barang orang lain, melakukan pencurian, dan tidak patuh pada aturan, adalah sedikit dari ciri anak dengan gangguan perilaku (Stainer, 2000).
Ciri lain adalah tidak jujur atau mencuri, sering berbohong untuk memperoleh barang-barang atau kebaikan hati atau untuk menghindari kewajiban-kewajiban, sering tetap di luar pada malam hari walaupun dilarang orang tua, mulai sebelum berumur 13 tahun, meninggalkan rumah orang tua satu kali dan tidak kembali dalam periode yang lama, sering membolos dari sekolah sebelum berumur 13 tahun. Itulah beberapa ciri dari anak dengan gangguan perilaku.
Gangguan perilaku pada anak seringkali mengawali tindakan-tindakan agresif atau kekerasan lainnya. Hal ini akan terjadi tentu jika anak tidak mendapatkan penanganan psikologis yang tepat, namun jika anak mendapatkan dampingan psikologis awal, bisa diharapkan anak-anak akan tercegah dari perilaku kekerasan berlebihan yang seringkali berujung pada tindak kriminal.
Ada beberapa tips orang tua dengan anak gangguan perilaku adalah mengurangi model kekerasan pada anak, baik yang bersumber dari media ataupun disaksikan anak secara langsung dalam kehidupan sehari-harinya.
Orang tua juga bisa membantu anak meningkatkan kepatuhan pada perintah dan nasihat orang tua. Anak diberikan batasan-batasan perilaku yang bisa dan tidak bisa diterima oleh lingkungan sosial, memberikan kontrak perilaku pada anak sebagai pegangan untuk memunculkan perilaku positif yang diharapkan.
Selain itu juga memberikan reward dan punsihment (hadian dan hukuman) yang seimbang setiap kali anak memunculkan perilaku tertentu. Orang tua juga bisa melatih anak untuk memilki catatan perilaku harian, hal ini diharapkan dapat meningkatkan kontrol perilaku yang lebih baik.
Terakhir adalah meningkatkan harga diri anak, dengan memberikan pujian, pengakuan, bimbingan, monitoring perilaku anak secara konsisten, memberikan respon yang tepat dan melibatkan anak dalam pergaulan dan interaksi lingkungan yang sehat serta positif.
Penulis : Lalu Yulhaidir, M.Psi, Psikolog